Pj Bupati Mujiyat Dukung Sinergitas Lawan Narkoba Pada Deklarasi Anti Narkoba Masyarakat Pesisir
Batola, DUTA TV — Sekretaris Daerah Ir. H. Zulkipli Yadi Noor, M.Sc, Bersama perwakilan Kepala SKPD, Ketua DPRD Barito Kuala, Forkopimda, Kepala BNNK, Agen Pemulihan Desa, Kepala Desa, Lurah, serta Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat hadir bersama dalam Deklarasi Anti Narkoba Masyarakat Pesisir dan Perbatasan Negara Indonesia di Wilayah Kabupaten Barito Kuala. Agenda tersebut dalam rangka Hari Anti Narkotika Internasional secara daring bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) RI beserta seluruh Provinsi di pelabuhan seberang kediaman Bupati pada, Senin (24/06).
Mewakili Pj. Bupati Barito Kuala Mujiyat, S.Sn., M.Pd, Sekda Zulkipli sampaikan sambutan tertulisnya. “Terima kasih kepada BNN Kabupaten Barito Kuala atas terselenggaranya kegiatan Deklarasi ini, yang merupakan bentuk perhatian kita semua melalui sinergi dan kolaborasi melakukan perlawanan terhadap kejahatan luar biasa yang masih menjadi tantangan negara-negara di dunia termasuk Indonesia,” pesannya.
Dalam sambutan tertulisnya, Mujiyat sebutkan jumlah pengguna Narkoba yang terus meningkat menimbulkan banyak kerugian. Mencakup kerugian akibat belanja Narkoba, pengobatan, biaya rehabilitasi dan yang lebih mengkhawatirkan sudah merengkuh berbagai lapisan masyarakat. Semuanya harus dihentikan, dilawan dan tegaskan perang melawan Narkoba di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BNN Provinsi Kalimantan Selatan Wisnu Andayana, S.S.T., M.K. juga sampaikan kejahatan narkotika merupakan salah satu jenis kejahatan extraordinary crime, yang merupakan kejahatan terorganisir lintas negara. Menjadi ancaman serius karena dapat merusak sendi – sendi kehidupan bangsa.
“BNN sebagai leading sector dalam penanganan masalah narkotika mengajak seluruh komponen bangsa untuk turut serta dalam penanggulangan tersebut dengan Empat strategi komprehensif yang meliputi soft power approach, hard power approach, smart power approach, dan cooperation. Baik lingkup domestik, nasional, maupun internasional diharapkan secara efektif mengurangi peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika dari berbagai aspek,” sebut Wisnu Andayana.
Wisnu Andayana soroti letak geografis indonesia yang strategis dan sebagai negara kepulauan memiliki wilayah pesisir dan perbatasan yang rentan dan rawan menjadi jalur masuknya peredaran gelap narkoba. Hal ini menjadikan wilayah-wilayah tersebut ujarnya sebagai jalur masuk yang potensial bagi para bandar Narkoba. “Maka diperlukan ketahanan yang kuat dari masyarakat di wilayah-wilayah pesisir pantai, penyangga kota, hingga yang berbatasan langsung dengan negara lain,” pungkasnya.
Selanjutnya, Ia menerangkan BNN menjadikan wilayah pesisir dan perbatasan di Indonesia sebagai garda terdepan yang memiliki daya tangkal terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.
“BNN mengajak masyarakat khususnya di pesisir dan perbatasan untuk menyatakan dukungan dalam upaya P4GN pada kegiatan ini, Semuanya menjadi fakta hukum bahwa daerah kita provinsi Kalimantan Selatan rawan terhadap kejahatan Narkoba,” tutupnya.
Tim Liputan