Petani Sawit Stres, Apkasindo akan Gandeng RSJ
Jakarta, DUTA TV — Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung mengatakan banyak petani yang stres karena harga tandan buah segar (TBS) sawit anjlok. Berdasarkan video yang dilihatnya, Gulat mengaku melihat karena stres itu ada petani sawit teriak-teriak di kebun.
“Saya juga melihat kuantitas jumlah dari petani yang stres cukup banyak. Di medsos (media sosial) ada yang teriak-teriak di kebun, ada yang gak mau pulang, ingin di kebun terus,” tuturnya, Kamis (14/7).
Ia menyebut petani stres karena memikirkan dampak jangka pendek menurunnya harga TBS. Pasalnya, saat harga TBS masih Rp3.500 per kg, banyak petani meminjam modal di bank.
Pinjaman mereka harapkan bisa dikembalikan usai panen. Namun realita tak seindah harapan.
Harga TBS tiba-tiba jeblok nyaris Rp600 per kg dalam beberapa waktu. Akibat masalah itu, petani tidak bisa membayar utang ke bank dan kebunnya terancam disita.
“Kalau kebun disita tentu ini kan menjadi persoalan yang berat, itu jangka pendeknya,” kata Gulat.
Harga TBS sawit memang masih melempem. Sejumlah wilayah, harga TBS sawit naik di kisaran Rp50-Rp100 per kg.
Di Kalimantan Tengah, harga sawit berkisar Rp1.600 per kg. Bupati Seruyan, Kalteng, Yulhaidir mengatakan harga TBS sudah disepakati bersama dan seluruh perusahaan kelapa sawit wajib membeli TBS milik pekebun swadaya.
Gulat menambahkan untuk membantu petani yang stres itu, pihaknya akan menggandeng Kementerian Kesehatan untuk menyediakan rumah sakit jiwa.
Selain itu, ia juga menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penyelesaian masalah tersebut. Ia mengaku sudah menyampaikan sejumlah ide untuk menyelesaikan masalah harga sawit dalam surat itu.(cnni)