Pembukaan Lahan Picu Longsor di Pulau Maradapan Kotabaru

KOTABARU, DUTA TV  Dalam 2  tahun terakhir perkebunan pisang berkembang pesat di pulau Maradapan kecamatan Pulau Sembilan kabupaten Kotabaru. Masyarakat yang semula menggantungkan hidup dari hasil melaut ramai-ramai banting setir menjadi petani lantaran tangkapan ikan terus berkurang.

Maraknya kapal Cantrang yang beroperasi di perairan sekitar pulau Maradapan, membuat mata pencaharian sebagai nelayan tak bisa lagi diandalkan.

Demi bertahan hidup, masyarakat pun beralih menanam pisang dengan alasan budidaya dan pemasarannya yang relatif mudah.

Saat ini hampir 85% lahan di pulau Maradapan telah berubah menjadi perkebunan pisang. Setiap kali panen puluhan ribu sisir pisang dikirim ke Batulicin melalui Kapal Perintis.

“Banyaknya masuk perahu dari luar seperti cantrang itu salah satu pemicu masyarakat bertani pisang, sekarang di Maradapan ini dari ujung ke ujung tanaman pisang,” ungkap kepala desa maradapan, Gujali Rahman.

Meski berhasil menggerakkan ekonomi, namun pembukaan lahan untuk perkebunan pisang ini justru ditengarai sebagai pemicu terjadinya tanah longsor beberapa waktu lalu.

Tidak adanya tanaman keras menyebabkan tanah di pulau Maradapan yang geografisnya berupa pegunungan rentan mengalami pergerakan.

“Dari hasil kajian kita pulau itu memang sudah diprediksi kondisi geografisnya akan terjadi longsor. Faktornya memang faktor alam, curah hujan tinggi, kemudian di sana tanahnya gembur karena ditanami pisang, hampir-hampir tidak ada lagi tanaman keras di perbukitan itu,” jelas Sekretaris BPBD Kabupaten Kotabaru, Rusian Ahmadi Jaya.

Wilayah kecamatan Pulau Sembilan telah dipetakan oleh BNPB pusat sebagai zona merah rawan bencana tanah longsor. Pada 2019 lalu tanah longsor juga terjadi di pulau Matasiri yang mengakibatkan puluhan rumah rusak serta memakan korban jiwa.

Reporter : Nazat Fitriah

Helman

Uploader.

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *