Pasca Pandemi, Nasib Calon Pekerja Migran Belum Jelas
Jakarta, DUTA TV — Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan keberangkatan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) ke sejumlah negara masih belum maksimal karena ada beberapa kendala. Padahal negara-negara tujuan penempatan, seperti Korea, Jepang dan Taiwan, sudah kembali membuka penerimaan tenaga kerja Indonesia menyusul mulai membaiknya kondisi COVID-19 global.
“Persoalan keberangkatan calon pekerja migran ini harus segera dicarikan solusinya. Karena penempatan pekerja ke luar negeri adalah salah satu cara menampung angkatan kerja baru setiap tahunnya,” ungkap Moeldoko dalam siaran persnya, saat melaksanakan verifikasi lapangan di PT Perwita Nusaraya, salah satu Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI), di Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (17/7).
Verifikasi lapangan tersebut dilakukan oleh Moeldoko menyusul adanya laporan dari pengurus Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI) yang mengungkapkan ada puluhan ribu CPMI belum bisa diberangkatkan ke negara tujuan. Mereka masih mengantre di Sistem Komputerisasi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (Sisko P2MI).
Salah satu kendala utama yang dihadapi oleh perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia adalah soal belum optimalnya aturan pembebanan biaya dan belum terbitnya aturan komponen biaya per negara oleh lembaga terkait.
Guna mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah sebenarnya telah memberikan solusi terkait pembiayaan penempatan pekerja migran Indonesia, yakni dalam bentuk pemberian Kredit usaha Rakyat (KUR) melalui perbankan. Menurutnya, hal ini diatur dalam Peraturan Menko Perekonomian No 1/2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat.
Namun, berdasarkan data Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) Kementerian Keuangan per 15 Juli 2022, dari alokasi anggaran sebesar Rp390 miliar pada 2022, KUR yang terserap untuk CPMI baru lima persennya atau Rp17,6 miliar.(voai)