Olahan Pangan Lokal Berbahan Singkong Mampu Obati Diabetes

Banjarmasin, DUTA TV — Berbahan dasar singkong, berbagai olahan pangan lokal, mulai dari bolu, arem – arem, sawut, getuk hingga pais dipraktekkan praktisi tata boga dari TPP PKK Kabupaten Banjar, Siti Mardiah.

Ibu – ibu perwakilan TP PKK dari 13 kabupaten/kota lainpun nampak antusias ikut serta membuat olahan dari singkong ini. Olahan berbahan dasar singkong ini gencar diperkenalkan agar masyarakat Kalsel bisa mandiri pangan.

Kegiatan ini merupakan salah satu program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial Dispersip Kalsel dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan petani lokal.

Menurut Siti Mardiah, singkong tak sekedar mampu diolah menjadi kuliner lezat, namun juga bermanfaat sebagai obat, salah satunya diabetes. Pasalnya singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal yang cukup tinggi dan menduduki urutan ketiga setelah padi dan jagung. Sehingga penderita diabetes bisa mengkonsumsi singkong sebagai pengganti nasi.

“Gizinya banyak, karbohidrat sangat tinggi dan kalau kita konsumsi, contohnya di Kabupaten Banjar Bapak terkena diabetes, dia konsumsi makanan dari tiwul. Kebetulan bisa sembuh. Tergantung cara mengolahnya, menyajikan makanan tiwul sawut singkong. Kalau ikan gak masalah itu pengganti nasi sayur – sayur masyarakat tidak tergantung nasi dan bisa dibikin nasi kebuli dari singkong,”ujarnya.

“Alhamdulillah hari ini Dispersip Kalsel melaksanakan salah satu kegiatan yang beraplikasi di masyarakt dalam rangka transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Alhamdulillah antusias peserta luar biasa dan hari ini kita bicara soal singkong dimana singkong bisa dimaksimalkan masyarakt diolah dan bisa dikonsumsi dan bisa bermanfaat,”kata Wildan Ahyar, Kabis Pelayanan dan Pembinaan Dispersip Kalsel.

Hasil dari praktek ini diharapkan bisa diaplikasikan langsung di masyarakat, baik untuk di lingkup rumah tangga maupun di bisang usaha kuliner UMKM. Sebelum praktek, juga digelar talkshow singkat antara nara sumber dan para peserta.

 

Reporter : Evi Dwi Herliyanti

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *