MTQ Nasional II Tahun 1969 di Lapangan Merdeka Banjarmasin
Banjarmasin, DUTA TV — Di Indonesia, tilawah Al-Qur’an telah menjadi bagian dari kebudayaan yang hidup dalam masyarakat. Dalam berbagai upacara telah terbiasa dibuka dengan pembacaan alQur’an, terdapat berbagai pengajian, kursus, diklat serta kegiatan lain yang bersifat individual atau training center tentang tilawah al-Qur’an, dan juga adanya penyelenggaraan perlombaan (musabaqah) tilawah al-Qur’an.
Pada bulan Ramadhan tahun 1968, MTQ pertama kali diselenggarakan di Makassar (Sulawesi Selatan) pada bulan Ramadhan 1968. Kala itu hanya melombakan tilawah dewasa saja, yang melahirkan Qari Ahmad Syahid dari Jawa Barat dan Muhammadong dari Sulawesi Selatan. Khusus untuk MTQ Wartawan (pekerja jurnalis baik cetak maupun elektronik) diselenggarakan secara rutin tiga tahun sekali.
Sedangkan MTQ kedua dilaksanakan di Lapangan Merdeka Banjarmasin, Kalimantan Selatan tahun 1969, yang mengantarkan tuan rumah meraih berbagai prestasi dan kejuaraan, seperti H. Mawari dan lain-lain, sehingga Kalimantan Selatan selalu diperhitungkan di berbagai kegiatan. Selanjutnya MTQ ketiga diselenggarakan di Jakarta.
Dari fenomena musabaqah ini, setidaknya ada dua macam misi yang hendak diwujudkan oleh umat Islam Indonesia. Pertama, syi’ar Islam. Walaupun niat luhur di balik kegiatan semarak ini adalah demi Allah semata, musabaqah ini tidak lepas dari dimensi sosialnya sebagai sebuah eksibisi. Kedua, tujuan internal. Dengan menyelenggarakan perlombaan rutin yang mempertandingkan ‘jago-jago’ antar wilayah dari mulai tingkat kecamatan hingga tingkat internasional, diharapkan agar masing – masing pemegang kebijakan di semua wilayah mendorong dan mendukung aktivitas-aktivitas pembelajaran Al Quran.
Dalam sejarah perkembangannya, MTQ merupakan suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh beberapa organisasi dan lembaga swasta dan masyarakat. Namun pada perkembangan selanjutnya, kegiatan tersebut diadaptasi dan diorganisasi oleh pemerintah.
(net)