DUTA TV BATOLA – Kondisi jembatan penghubung antara RT 3 dan RT 7 di desa Karya Baru Tabunganen Kabupaten Barito Kuala yang miring dan curam ternyata masih dapat dimanfaatkan oleh para pelajar.
Untuk bisa melewatnya, mereka harus berjalan kaki dengan sangat hati hati dengan tangan tak lepas dari sisi jembatan sebagai alat untuk berpegangan.
Meski mengaku takut dan khawatir, namun sejumlah siswa SD ini tetap nekat melewati jembatan agar sampai ke sekolah lebih cepat dan tepat waktu.
Sedangkan untuk para pelajar SMP dan SMA yang ingin menggunakan jalur alternatif, harus menempuh jarak hingga 10 KM dan melewati tiga desa berbeda.
Selain para pelajar, ada seorang penjual kue yang harus melintasi jembatan miring dan hamper roboh itu 2 kali sehari. Dialah Nenek Bariah (60). Ia harus melawan rasa takutnya demi mendapatkan Rp 20 ribu untuk mencukupi kebutuhan sehari hari.
Minimnya penghasilan sehari-hari membuat Nenek Bariah tak punya pilihan lain, selain melintasi jembatan yang hampir roboh dengan kondisi yang mengkhawatirkan tersebut.
Reporter : Nina Megasari – Fadli  Risky