Menengok Produksi Mie Merah Cap Burung Elang Khas Banjar

Banjarmasin, DUTA TV Siapa yang tak suka mie merah ? Jika dihidangkan dalam bentuk goreng atau kuah, kuliner satu ini tetap banyak peminatnya. Terlebih jika mie habang disajikan dalam keadaan hangat.

Tapi bagaimana produksi mie merah ini ?

Di jalan rantauan darat nomor 12 RT 20 Banjarmasin Selatan terdapat rumah produksi mie merah.

Berbahan dasar tepung gandum, mie merah atau bisa disebut mie habang ini diproduksi hingga mencapai 400 kilogram per harinya.

Usai diolah menjadi bahan dasar mie, lantas adonan tepung digiling menggunakan tiga buah mesin penggiling. Fungsinya untuk memipihkan, menipiskan, lalu mencetak dengan bentuk mie seperti umumnya.

Setelah itu adonan ini siap untuk dikukus agar matang. Di rumah produksi mie merah Burung Elang terdapat dua buah tungku pengukus berukuran tinggi

Usai matang mie ini lalu didinginkan. Karena tidak menggunakan pengawet, mie ini tidak boleh dibungkus dalam keadaan panas. Kemudian  mie siap dikirim kepada pembelinya.

“Kita mengolah mie ini tidak pakai pengawet. Kita sudah berpengalaman. Kita distribusi sampai ke luar daerah seperti Batu Licin, Kotabaru, Samarinda, Balikpapan, Palangkaraya. Kebanyakan yang beli yang jualan langsung. Ini cuma tahan dua hari tapi kalau dimasukan kulkas bisa bertahan,”jelas  pemilik rumah produksi mie merah Burung Elang, Yandi Sunata.

Usaha pembuatan mie ini sudah digeluti Yandi sejak tahun 1985. Usaha turun temurun milik keluarga yang hingga saat ini terus berkembang.

Saat ini ia memiliki sedikitnya sepuluh karyawan yang bekerja untuk produksi mie merah. Bahkan Yandi mengaku memiliki rumah makan spesial mie bertempat di kota Banjarbaru. Produksi mie merah ini dapat anda beli di pasar besar dan pasar kecil di kota Banjarmasin dan kota lainnya di Kalsel.

Reporter : Nina Megasari

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *