Mendanau, Budaya Menangkap Ikan Ramah Lingkungan

Martapura, DUTA TV — Banyak sekali cara urang banua dalam menangkap ikan selaian memancing. Salah satunya adalah mendanau atau menyumur.

Mungkin hanya segelintir yang mengenal tradisi mendanau atau menyumur, karena cara ini banyak dilakukan kalangan petani saat masih menunggu masa panen.

Sebagaimana yang dilakukan keluarga Kai Rusli, warga desa Kaliukan Kecamatan Astambul, kabupaten Banjar.

Danau atau sumur biasanya disediakan para petani di sudut lahan sawah berupa galian seluas 80 m2 hingga 200 m2 yang berfungsi untuk menampung beragam ikan saat air mulai surut.

Kegiatan mendanau sendiri diawali dengan melincai atau membersihan tanaman air yang menutupi danau.

Selanjutnya satu persatu anggota keluarga mulai menangkap ikan menggunakan alat tradisional ancau, sekrap dan langsung menangkap dengan tangan atau dengan membentangkan jala.

Menurut Kai Rusli, kegiatan mendanau sudah dilakoninya sejak kecil saat diajak oleh kakeknya. Seluruh hasil tangkapan, seperti ikan gabus atau haruan, kapar, biawan, sapat siam hingga betok atau papuyu dibagi untuk anggota keluarga dan sisanya dijual ke pasar.

“Hasil dari danau untuk dibagikan keluarga dan sisanya dijual,”ujarnya.

Selaian ramah lingkungan, aksi menangkap ikan ini juga menjadi sarana untuk membangun kebersamaan di lingkungan terkecil kalangan petani.

Biasanya dari tradisi tersebut, para petani bisa panen ikan air tawar hingga 50 kg. Karena secara alami ikan akan terjebak di dalam danau ataupun. Terkadang saat mendanau juga ditemukan predator seperti biawak yang akan memburu ikan di danau.

 

Reporter : Tarida Sitompul

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *