Mainan Edukatif Kayu Masih Hidup diantara Usaha yang Mati

Malang, DUTA TV — Di era digital saat ini, sebagian orang telah melupakan bahwa anak-anak memerlukan permainan sensori yang mampu mendorong dan mengaktifkan satu atau lebih panca indera mereka. Fungsinya untuk melatih konsentrasi, kemampuan berpikir, serta merangsang stimulus motorik halus dan motorik kasar anak yang semuanya berguna sebagai bekal untuk persiapan masuk sekolah.

Belum lama ini, tepatnya pada April lalu, Yusuf Afandi yang memiliki usaha pembuatan mebel beralih membuat aneka mainan anak dari kayu tanpa menggunakan bahan berbahaya seperti cat atau bahan kimia lainnya. Tak bisa dielak, omzet usaha mebelnya di kota Malang, Jawa Timur menurun akibat wabah Covid-19.

Selain mainan, Yusuf juga membuat kerajinan berbahan kayu seperti tempat flash disk, tempat korek, kotak rokok dan hiasan dinding. Selain mendistribusikannya ke Jakarta, ia juga memasarkan secara daring.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang, Wahyu Setyanto mendukung langkah Yusuf. Mengingat tidak banyak pelaku usaha yang mampu bertahan dan memiliki optimisme tinggi ketika terimbas pandemi. Sikapnya yang pantang menyerah patut diapresiasi dan bisa memotivasi kalangan pengusaha.

“Ya kami akan mendukung, kita bantu,”katanya.

Setelah tak lagi menekuni usaha mebel, kini pria berusia 32 tahun itu setiap bulannya mampu memiliki omzet antara Rp 25 – 28 juta.  Sehingga di tengah pandemi yang memukul banyak sektor usaha, Yusuf masih bisa bertahan hidup dan mampu membayar gaji dua orang pekerjanya.

 

Sumber : antaranews.com

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *