DUTA TV BANJARMASIN – Pengamat  politik Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Uhaib As’ad  turut mengkritisi rencana kunjungan kerja 55 anggota DPRD Kalimantan Selatan ke luar negeri.
Bahkan dirinya menilai kegiatan peningkatan kapasitas para legislator Banua disaat masa jabatan para wakil rakyat akan berakhir tahun ini, bisa menambah apatisme publik terhadap kinerja wakil rakyat.
Ia meminta agar anggota dewan fokus memaksimalkan kinerja mereka di daerah serta menyerap aspirasi masyarakat di sisa jabatan.
“Ini memanfaatkan hal yang tidak relevan. Jalan – jalan aja dengan 65 juta. Mahasiswa susah bayar SPP, mestinya pikiran populis, jangan kepentingan pribadi untuk kunker. Masa ini sudah pinter. Baliho tidak efektif. Jangan kira baliho berhamburan Anda bisa terpilih lagi. Kalian anggota Dewan. Di ujung jabatan tunjukkan jangan berikan negatif. Ini uang negara dan tidak sedikit untuk kesejahteraan masyarakat. Ini nggak bener menurut saya,â€komentar Uhaib As’ad.
Kinerja Dewan jadi pertaruhan kepercayaan publik
Menanggapi kunjungan kerja tersebut, Direktur Eksekutif Institut Demokrasi Dan Pemerintahan Daerah Indepemda, M. Erfha Redhani menilai, masa akhir jabatan wakil rakyat sedianya harus fokus mengembalikan trust atau kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif.
“Tahun – tahun akhir pertaruhan kepercayaan publik terhadap DPRD. Kita bisa jujur mana yang kemudian betul – betul hadir sebagai solusi masyarakat dan mana yang tidak. Seringkali masyarakat mengeneralisir hal ini. Dikaitkan dengan kunker tadi, kalau bisa diterima akan menambah kepercayaan publik. Kalau pulang tidak ada hal yang jadi pembelajaran itu akan menurunkan kepercayaan,â€kata Erfha Redhani.
 Penghuni rumah Banjar di DPRD Kalimantan Selatan rencananya akan melakukan kunjungan kerja atau kunker ke luar negeri dengan dalih peningkatan kapasitas kinerja wakil rakyat. Total pagu anggaran yang digunakan mencapai hampir Rp 3,5 milyar.
Tim liputan