Kekuatan Bangsa Berawal Dari Rumah

DUTA TV BANJARMASIN – Untuk mewujudkan Bangsa Indonesia yang kuat harus dimulai dari rumah. Karena rumah sejatinya tempat pribadi seseorang pertamakali dibentuk. Mengutip istilah yang sering disampaikan oleh pakar parenting Ayah Edy, ‘Indonesia Strong From Home”. Indonesia adalah bangsa besar, yang tentunya diharapkan bukan hanya besar dalam jumlah, tetapi juga kuat dalam segala bidang, kompetitif, unggul dan produktif.

Mengapa harus dari rumah ? Karena sesungguhnya tugas mendidik anak utamanya ada di tangan kedua orang tuanya. Lembaga pendidikan yang ada hanya menjadi penguatan dan untuk memberikan nilai tambah pada anak. Menjadi salah besar ketika orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada lembaga pendidikan, baik sekolah formal maupun informal. Anak tidak boleh diserahkan kepada sekolah sepenuhnya, seperti halnya memarkirkan kendaraan. Orang tua tetap harus terlibat, bahkan saat anak berada di sekolah. Menjalin komunikasi intensif dengan pihak sekolah, adalah cara terbaik, agar orang tua tidak pernah kehilangan momentum saat anak berada jauh darinya. Mencoba terlibat sesuai porsi yang telah diatur menjadi penting, salah satunya adalah momen mengantar anak ke sekolah pada hari pertama.

 

 

Mengapa mengantar anak ke sekolah di hari pertama menjadi begitu penting ? Karena pada saat itu anak akan memulai hal yang baru, sesuatu yang bagi seorang anak menjadi begitu menakjubkan atau bahkan menakutkan. Terutama untuk anak-anak usia balita, atau usia Sekolah Dasar. Tidak semua anak bisa langsung adaptasi dengan segala sesuatu yang baru, baik itu teman baru, pelajaran baru atau bahkan teman yang baru. Pegangan tangan dari orang tua akan mengalirkan energi positif dan kekuatan untuk menghadapinya.

Kebersamaan saat mengantar anak menjadi sebuah ikatan yang menggambarkan dukungan orang tua terhadap anak dalam menapaki step kehidupannya. Kelihatannya sederhana tapi berdampak besar terhadap anak. Ini bukan berarti mengajarkan anak tidak mandiri. Adalah hal yang sangat berbeda antara kemandirian dan dukungan. Toh tidak setiap saat orang tua diminta mendampingi, hanya pada saat membuka pintu gerbang pertama, yang bisa saja anak merasakan kegugupan, ketakutan atau bahkan antusias yang berlebihan. Karena antusias berlebihan juga bisa dirasa tidak nyaman untuk seorang anak.

Setiap kejadian pada saat hari pertama anak sekolah kembali atau yang benar-benar suasana baru, yang disaksikan bersama antara anak dan orang tua, akan menjadi bahan komunikasi selanjutnya saat anak tiba di rumah. Kepedulian orang tua terkait aktifitas anak di luar terutama sekolah, menjadikan anak merasa orang tua ada bersamanya. Kunci keberhasilan hubungan antara anak dan orang tua adalah komunikasi yang baik. Dan komunikasi tentunya membutuhkan bahan dan masukan terutama yang sangat erat hubungannya dengan aktifitas anak.

Tapi pastikan, komunikasi antara orang tua dan anak bukan interograsi yang menyebabkan sebuah jarak bahkan anak bisa menjadi tertutup. Komunikasi yang baik adalah sebuah obrolan yang mengalir. Orang tua bersikap seperti moderator yang memancing pertanyaan, dan berikan kebebasan kepada anak untuk bercerita dan berfokus kepada dirinya. Semakin anak nyaman untuk menyampaikan apapun kepada orang tuanya, semakin kecil resiko anak mencari tempat curhat yang lain. Dan tentu saja, anak yang terlatih menyampaikan apa yang dia rasakan, menunjukkan bagaimana perhatian dia kepada sekeliling, dan meningkatkan kecerdasan dalam memahami keadaan.  Sekacau apapun alur yang disampaikan oleh anak saat bercerita, jangan sekali-sekali dipotong dan dipatahkan, karena hanya akan menimbulkan kekecewaan dan perasaan malu yang bisa berujung menutup diri.

Anak yang terbiasa menjadikan orang tuanya sebagai sahabat, teman, tempat curhat, tempat konsultasi kecil kemungkinannya terpengaruh dengan hal buruk dalam pergaulannya di luar. Karena anak yang terbiasa berkomunikasi dan orang tua, dan orang tua yang terbuka menunjukkan dukungannya terhadap anak, merupakan ikatan yang sangat kuat, yang sulit ditembus oleh hal-hal negatif. Rasa percaya diri yang ditimbulkan oleh komunikasi yang baik antara orang tua dan anak membuat anak bisa menemukan yang terbaik pada dirinya, dan mampu menyampaikan pilihan terbaik hidupnya. Anak yang percaya atas apa yang terbaik yang disampaikan orang tuanya, akan mudah sekali menerima masukan seandainya pilihan-pilihan dalam hidupnya kurang tepat. Keyakinan bahwa masing-masing memberikan yang terbaik patut terus dipupuk tanpa ada dominasi yang berarti yang memberikan jarak dan membuat sebuah benteng.

Mari mengumpulkan memori terbaik antara anak dan orang tua, dengan ketulusan cinta kasih, bukan dengan arogansi. Karena tabungan memori terbaik ini akan sangat bermanfaat untuk mengantar anak menuju masa depan terbaik, menjadi anak bangsa yang berkualitas dan tahu potensinya. Tabungan memori yang baik juga akan mudah mengobati luka, seandainya ada hal-hal buruk terjadi dalam dinamika kehidupan seorang anak dan orang tua. (DR)

 

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *