Banjarmasin, DUTA TV — Kalimantan Selatan (Kalsel) mencatatkan inflasi sebesar 0,07 persen secara bulanan pada September 2024, berbeda dengan tren nasional yang justru mengalami deflasi 5 bulan berturut-turut.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan Martin Wibisono, Senin, memaparkan, berdasarkan rilis BPS awal Oktober 2024, deflasi nasional terjadi pada September sebesar 0,12 persen terjadi secara bulanan, melanjutkan deflasi yang sudah berlangsung sejak Mei 2024.
“Ini merupakan deflasi kelima secara berturut-turut, yang tentu mempengaruhi laju inflasi tahunan dan kalender,” ujar Martin.
Inflasi tahun kalender di tingkat nasional tercatat sebesar 0,74 persen hingga September 2024 sedangkan inflasi tahunan sebesar 1,84 persen yang masih berada dalam rentang target inflasi pemerintah yaitu 2,5 persen plus minus satu persen.
Martin menambahkan, deflasi nasional sebagian besar dipengaruhi oleh peningkatan suplai komoditas pangan seperti beras, bawang merah, cabai merah, dan daging ayam ras.
“Penurunan harga ini disebabkan oleh adanya peningkatan pasokan setelah periode sebelumnya terjadi kelangkaan, serta normalisasi harga usai ramai seperti Lebaran,” ujar Martin.
Meski kondisi nasional menunjukkan deflasi, Kalimantan Selatan justru mencatat inflasi sebesar 0,07 persen pada bulan yang sama.
Hal ini tidak terlepas dari perayaan Maulid Nabi yang cukup besar di Kalimantan Selatan, serta faktor cuaca yang mempengaruhi pasokan ikan segar.
“Beberapa wilayah sudah memasuki musim penghujan, yang turut mengganggu pasokan ikan segar seperti ikan gabus, papuyu, dan patin. Ini menjadi penyumbang utama inflasi di Kalimantan Selatan,” tutur Martin
Kelompok makanan, minuman dan tembakau disebut sebagai penyumbang utama inflasi dengan kontribusi 0,10 persen secara bulanan.
“Selain ikan, komoditas lain yang menyumbang inflasi adalah bawang merah dan daging ayam ras,” tambahnya.
Dalam penjelasannya, Martin juga menggarisbawahi bahwa capaian inflasi tahunan Kalimantan Selatan pada September 2024 sebesar 1,98 persen tidak jauh berbeda dengan kondisi nasional yaitu 1,84 persen.(ant)