Horor Kanjuruhan, FIFA : Hari Gelap Dalam Sepak Bola

Jakarta, DUTA TV — Pemerintah melakukan penyelidikan atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang (1/10/22) yang menelan 127 korban meninggal dan lebih dari 300 luka-luka.
Menko Polhukman Mahfud MD mengatakan pemerintah melakukan penelusuran bila kemungkinan ada tindak pidana dalam kejadian ini.
Hari ini Senin (03/10) Mahfud akan mengadakan pertemuan dengan kementerian-kementerian terkait untuk mengambil tindakan secepatnya.
Sejumlah langkah yang diambil termasuk melakukan penelitian jika kemungkinan ada pelanggaran hukum atau tindak pidana dalam peristiwa itu, rehabilitasi dan penyantunan terhadap korban dan keluarga korban yang sekarang dalam perawatan ataupun akan dikuburkan karena meninggal.
Mahfud MD menyebutkan kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan bukanlah bentrok antarsuporter.
“Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Suporter di lapangan hanya dari Arema,” kata Mahfud dalam keterangannya pada Minggu (02/10).
“Para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antarsuporter,” lanjut dia.
Presiden FIFA Gianni Infantino menyebut kejadian pada Sabtu (01/10) menyusul pertandingan antara Arena dan Persebaya itu adalah ‘hari gelap’ dalam sepak bola.
Klub-klub Liga Primer Inggris mengungkap duka sementara Liga Spanyol melakukan mengheningkan cipta untuk korban dalam tragedi tersebut.
Jumlah korban meninggal sempat disebutkan mencapai 174 orang karena ada data yang ganda.
Polisi yang menggambarkan kejadian itu sebagai “kerusuhan” mengatakan mereka melepaskan gas air mata untuk memaksa pendukung kembali ke tribun dan setelah dua polisi meninggal.
Banyak korban yang terinjak-injak dan tak bisa bernapas karena berdesak-desakan. Kepolisian juga mengatakan insiden terjadi di gerbang 10 di stadion.(voai)





