Banjarmasin, DUTA TV — Menghindari perpecahan antar umat/ , seribu lebih muslimat NU diajak belajar dari buku pemersatu umat islam indonesia dari KH Muhammad hyasyim Asy’ari. Para muslimat NU diminta mempelajari pesan-pesan persatuan dan persaudaraan, melalui bedah buku yang digelar PW muslimat NU Kalsel Rabu pagi.
Bedah buku turut dihadiri ketua pengurus pusat muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. Gubernur Jawa Timur ini mengatakan kegiatan ini merupakan rangkaian menuju kongres ke 18 muslimat NU februtari mendatang.
Sebelum kongres, Khofifah berharap seluruh umat islam khususnya para anggota muslimat NU menjaga persatuan dan mengindari pertikaian. sementara, ketua pengurus wilayah muslimat NU kalsel mengatakan kegiatan ini juga sebagai motivasi bagi para perempuan, untuk terus belajar dan menciptakan generasi yang tak hanya paham soal negara namun juga soal.
“Kenapa buku ini yang kita pilih untuk menjadi bagian road to kongres insyaallah 12-15 Februari yg akan datang karena inspirasi selalu menganjurkan persatuan dan kesatuan persaudaraan, beliau mengajak masyarakat jamgan bertengkar jangan menjadikan sesuatu yang menimbulkan perpecahan itu menurut saya menjadi PR bangsa indonesia jauhi pertikaian dan perpecahan, ” Ucap Dr. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si.
“Dari bedah buku kali ini kita mencoba untuk memberikan motivasi kembali bahwa kita memiliki tokoh-tokoh yang bisa kita jadikan panutan dalam beragama dan negara sekaligus jadi tdk hanya soal agama tapi juga soal kenegaraan dari pembelajaran ini mendapatkan motivasi serta semangat untuk generasi kita berikutnya dan kita ibu-ibu memberikan suntikan bahwa yang lansia pun terus belajar dan belajar, ‘ kata Hj Mariyatul, NR, Ketua PW Muslimat NU Kalsel.
Buku Karya KH. Muhammad Hasyim Asy’ari yang ditulis KH. Abdul Hakim Mahfudz ini dibedah bersama KH. Abdul Hafiz Anshari Rektor Institut Agama Islam Darussalam Martapura. bedah buku ini dibuka Walikota Banjarmasin Ibnu Sina.
Bedah buku tak hanya dihadiri PW Muslimat NU Kalsel, melainkan PW Muslimat NU Kalteng dan Kaltim, termasuk juga organisasi perempuan dibawah Nahdlatul Ulama.
Reporter : Evi Dwi Herliyanti