Harga Ikan Laut di Kalsel Mulai Kena Dampak BBM
Banjarmasin, DUTA TV — Harga ikan laut di tingkat pelabuhan Kalimantan Selatan kini naik tipis, pemicu peningkatan salah satunya dipengaruhi kebijakan pemerintah pusat yang menaikkan harga BBM subsidi jenis solar. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalsel Rusdi Hartono sebelumnya sudah memprediksi adanya kenaikan harga BBM akan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi harga ikan laut.
“Harga ikan laut relatif naik,” ujarnya di Banjarmasin, Jumat (23/9/2022).
Perubahan itu, kata dia, berdasarkan perbandingan harga Jumat (9/9/2022) lalu yang tercatat paling tinggi merosot Rp 5.000 per kg dengan harga hari ini pada transaksi dagang antara nelayan-pembeli di sentra ikan laut Pelabuhan Banjar Raya, Kota Banjarmasin.
“Harga masih stabil, dari yang dulu (6 September) ke harga normal,” ujarnya.
Kenaikan saat ini, misalnya, untuk ikan peda Rp 35 ribu per kg (naik Rp 5.000), ikan tongkol Rp 12 ribu per kg (naik Rp 5.000), dan ikan lajang keriting Rp 14 per kg (naik Rp 1.000). Tiga jenis ikan dari Kalsel ini yang mendominasi hasil tangkapan serta permintaan pasar, sebaran konsumen disebut sampai ke Kalimantan bagian Tengah, Timur hingga Barat.
Kebutuhan pasar itu, kata dia, didapatkan dari wilayah perairan Kalsel ada yang di laut Jawa dan Selat Makassar, totalnya di kisaran 60 ton (peda), 40 ton (peda) dan 45 ton (tongkol).”Kalau harga ikan ini unik. Sifatnya dinamis, setiap waktu bisa berubah,” ujarnya.
Agar tidak terjadi kenaikan yang ekstrim dan menekan potensi inflasi, saat ini pihaknya sedang mengupayakan bantuan subsidi BBM untuk sekitar 26.026 nelayan dapat disalurkan segera. Apabila terealisasi, nelayan akan mendapatkan solar dengan harga Rp 5.800 per liter atau lebih murah dibandingkan dengan harga yang saat ini senilai Rp 6.800 per liter.(ant)