Gelombang Panas Terjang Asia, Termasuk Indonesia

Jakarta, DUTA TV — Cuaca belakangan kian terasa panas. Negara-negara di Asia tengah dilanda cuaca panas imbas gelombang panas April yang terjadi. Indonesia juga turut merasakan panasnya cuaca akhir-akhir ini.
CNN melaporkan sejumlah negara di Asia Tenggara bahkan memecahkan rekor suhu terpanasnya. Sejarawan Cuaca Maximiliano Herrera menyebut suhu di Luang Prabang, Laos baru mencetak rekor baru dengan menyentuh 42,7 derajat celcius pada Selasa (18/4) lalu.
Dalam kicauan di Twitter, Herrera menyebut Myanmar juga mencetak rekor suhu pada Senin saat daerah Kalewa di Sagaing Tengah mencapai 44 derajat celcius.
Kemudian Thailand mencapai suhu 45 derajat celcius selama akhir pekan. Berdasarkan data dari Departemen Meteorologi Thailand, Herrera mengatakan Kota Tak di bagian barat laut negara itu juga mencapai 45,4 derajat celcius pada Sabtu (15/4).
Pemerintah Thailand mengeluarkan peringatan kesehatan untuk beberapa provinsi karena indeks panas diperkirakan mencapai 50,2 derajat Celcius di distrik Bang Na di ibu kota Bangkok.
Pada Selasa (18/4), Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha menyatakan keprihatinan atas suhu tinggi yang berbahaya di berbagai bagian Thailand. Dalam pernyataan Kantor Perdana Menteri, disebutkan suhu dapat mencapai 52,3 derajat celcius.
Sementara itu, setidaknya 13 orang meninggal dunia karena tersengat gelombang panas setelah menghadiri salah satu upacara penghargaan kenegaraan di Maharashtra, India, pada Minggu (16/4).
Seorang pejabat polisi kota mengonfirmasi jumlah korban itu. Selain itu, sekitar 50 hingga 60 orang juga dirawat di rumah sakit di Navi Mumbai, kota tempat upacara digelar.
Indonesia, khususnya di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) juga mengalami cuaca panas belakangan ini.
BMKG mengungkap Jabodetabek belum masuk musim kemarau. Adapun yang tengah terjadi saat ini adalah pancaroba atau masa peralihan. Karenanya, masih ada yang hujan dan ada pula yang kering.
Guswanto menjelaskan cuaca panas di Jabodetabek ini didorong sejumlah faktor, termasuk pancaroba atau peralihan musim
Menurut Guswanto, kondisi seperti ini berpotensi terjadi hingga Puncak Musim Kemarau bulan Agustus atau September 2023.





