Food Estate Tahap 2 Pulang Pisau Kembangkan 56 Ribu Ha

 

DUTA TV – Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, mencadangkan 56.000 hektare (ha) lahan pertanian untuk mendukung pengembangan program Food Estate tahap kedua. Program ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintah dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.

Food Estate ialah konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan.

“Untuk tahap pertama pemerintah pusat menargetkan optimalisasi lahan pertanian untuk Kabupaten Pulang Pisau seluas 10 ribu ha,” kata Bupati Pulang Pisau Edy Pratowo di Pulang Pisau, dikutip dari Antara, Minggu (28/6).

Sebelumnya, pemerintah daerah telah menyiapkan 19 ribu ha lahan pertanian yang benar-benar berpotensi untuk dijadikan lahan pengembangan Food Estate.

Hal itu disampaikan Edy di hadapan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto, Menteri Agraria dan Tata Ruang ATR/ BPN Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan A Djalil, dan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga yang meninjau lokasi Food Estate di Desa Belanti Siam Kecamatan Pandih Batu.

Lokasi lahan pertanian seluas 56 ha ini dipersiapkan untuk pengembangan ketahanan pangan nasional tahap kedua, yang ditargetkan pemerintah pusat dengan luasan pengembangan dan optimalisasi lahan mencapai 148 ribu ha.

“Kami berharap Kabupaten Pulang Pisau ke depan bisa menjadi salah satu lokasi dan lumbung padi dari pengembangan program ketahanan pangan nasional serta memberikan kesempatan kepada petani untuk bisa mencapai hasil yang lebih optimal,” papar Edy.

Menurut Edy, komitmen dan sinergitas bersama antara pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dalam melaksanakan program Food Estate, didukung pola pertanian modern diharapkan bisa meningkatkan hasil produksi pertanian.

Para petani di daerah setempat, terang Edy, dalam setahun menerapkan pola dua kali tanam, produksi padi yang dihasilkan petani dalam satu hektare padi dari jenis varitas hibrida dan impara menghasilkan 5-7 ton. Sedangkan, dalam ujicoba menggunakan padi organik hasil panen petani bisa mencapai 9-10 ton per ha. (ern/cnn)

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *