Fenomena Ikan Mati, Petani Ikan di Mali-Mali Kurangi Pakan
DUTA TV MARTAPURA – Pemandangan terbaru di jala apung milik petani ikan di sungai Riam Kanan desa Mali-Mali kecamatan Karang Intan tidak terlihat ikan yang mati mengapung, Kamis (17/10/2019).
Baca juga :Â Puluhan Ton Ikan Nila di Riam Kanan Mati
Kontradiksi dengan yang dialami petani ikan di desa Awang Bangkal, Sei Asam dan Sei Alang tersebut dikarenakan para petani di tempat itu mengurangi jumlah penaburan bibit selama musim kemarau.
Selain itu, langkah lainnya yang dilakukan yakni mengurangi asupan konsumsi pakan ikan yang biasanya 3 kali sehari, menjadi 1 kali sehari menghindari terjadinya penumpukan sisa pakan di dasar sungai.
“Kami kurangi pakan agar mengurangi endapan sisa makanan, serta ada tambahan air dari buangan kolam,†ucap salah satu petani ikan, Ardiansyah.
Selain itu, untuk mengantisipasi kemungkinan kemarau panjang petani menjual ikan yang sudah memasuki ukuran jual untuk menghindari kerugian, jika kualitas air memburuk akibat kekeringan serta kemungkinan kiriman bangkai ikan yang mati.
DPRD Banjar Imbau Instansi Terkait Tuntaskan Fenomena Ikan Mati
Sementara secara terpisah anggota DPRD Banjar dari komisi II menghimbau pejabat dari Dinas Perikanan untuk menuntaskan fenomena ikan mati, yang selalu terjadi setiap tahun karena mengakibatkan kerugian besar bagi petani ikan.
“Kita sudah memberitahu secara informal, meminta kepada dinas terkait segera turun untuk segera mengatasi persoalan kematian ikan di kabupaten Banjar,†ujar Saidan Fahmi anggota Komisi II DPRD Banjar.
“Kami sudah koordinasi dengan Dinas Perikanan, ternyata masih ada petani yang tidak mengikuti seruan,†jelas Heru Pribadi ketua Komisi II DPRD Banjar.
Sementara itu dari informasi yang diperoleh, masih banyak petani ikan yang mengabaikan imbauan penyuluh agar mengurangi penaburan bibit ikan, serta pengurangan asupan pakan beberapa bulan sebelum musim kemarau.
Reporter : Tarida Sitompul