Dinkes Banjarbaru Temukan Populasi Jentik Tinggi

DUTA TV BANJARBARU – Dinas Kesehatan Banjarbaru Selasa (19/02) melakukan surveilence di sekitar lingkungan rumah almarhum Bramantiyo di Komplek Griya Mustika Jalan Karang Anyar.
Dari hasil pemeriksaan petugas menemukan populasi jentik nyamuk aedes agypti yang cukup tinggi. Dengan indikator angka bebas jentik 57,5 {5b1a8e93fac51023fbcea5a31a1f1c34877e15d45a6e19a88118d1d7c5787696} atau 42,5 {5b1a8e93fac51023fbcea5a31a1f1c34877e15d45a6e19a88118d1d7c5787696}, pemukiman tidak bebas dari jentik. Indikator 6 kasus serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah itu ditengarai akibat banyaknya populasi jentik nyamuk aedes agypti.
Kepala Dinas Kesehatan Banjarbaru Agus Widjaya menilai, upaya foging dinilai tidak efektif untuk memberantas nyamuk aedes agypti karena jentiknya dipastikan tidak akan mati. Sebab selama ini masyarakat cenderung meminta Dinas Kesehatan untuk melakukan foging apabila ditemukan kasus DBD.
“Foging penting, tetapi jika angka bebas jentinya rendah, fogig itu sia – sia. Untuk itu kami menghimbau masyarakat bukan selalu minta foging.  Foging itu ada tim kami yang menilai apakah itu patut difoging atau tidak. Ketika pemberantasan sarang nyamuknya tidak berjalan, maka itu sia – sia,â€jelas  Agus Widjaya.
Sebab menurut Agus, foging mengandung bahan kimia yang berbahaya. Bisa menyebabkan kanker jika terus menerus dihirup oleh manusia.
Dari data Dinas Kesehatan Banjarbaru, serangan DBD tahun 2019 per 18 Februari cukup tinggi, yakni mencapai 254 kasus dengan 5 korban jiwa. Sedangkan pada 2018 terjadi 256 kasus dengan 3 korban jiwa.
Reporter : Tarida Sitompul