Desa Pararain Budidayakan Teknik Bioflok

DUTA TV HSU – Awal mula dipilihnya usaha desa berupa budidaya ikan dengan teknik bioflok ini, merupakan saran dan masukan mahasiswa fakultas perikanan ULM Banjarbaru, yang pernah melakukan KKN di Desa Pararain beberapa tahun yang lewat, kemudian disusul dengan melalukan studi ke tempat budidya ikan bioflok di Banjarbaru, untuk mengetahui bagaimana proses pengelolaan serta manfaat dari panen yang dihasilkan budidaya ikan dengan bioflok.

Ketertarikan kades dan aparat desa, atas hasil budidaya ikan dalam jumlah yang lumayan dengan bioflok tersebut kemudian diwujudkan dengan melakukan penguatan modal kepada  bumdes, dengan menginvestasikan dana desa sebesar puluhan juta rupiah.

Investasi tersebut ditandai secara seremoni dengan penebaran benih ikan pepuyu, didalam kolam biflok oleh kades Pararain beserta unsur Muspika, yang dihadiri kanit Binmas Polsek Danau Panggang, ketua BPD,  dan tokoh masyarakat.

Kepala Desa Pararain Abdullah mengatakan, berangkat dari kesadaran pihaknya dan seluruh aparatur desa, dan didukung oleh BPD, untuk meningkatkan PAD serta semangat untuk mensejahterakan warga Desa Pararain, yang menyebabkan mereka melakukan inovasi dengan berbudidaya ikan dengan bioflok ini, dan bahkan merupakan bumdes pertama yang berbudidaya ikan dengan bioflok.

Setelah nantinya berhasil dengan usaha tersebut, pemerintah desa akan membantu Rumah Tangga Miskin (RTM) yang tercatat di PKH, dengan usaha bioflok bumdes dengan 1 kolam untuk 1 RTM nya, sehingga masyarakat desa pararain semakin sejahtera.

“Kami melakukan bumdes ini karena kalau dana dari pusat diberhentikan, kami sudah punya usaha sendiri, dan kami punya modal sendiri, mau bikin apapun sudah punya modal desa, kalau manfaat bioflok ini salah satunya untuk membiayai masyarakat kami,” tutur Abdullah, Kades Pararain.

Abdullah, Kades Pararain.
Abdullah, Kades Pararain

Dari 12 kolam yang dimiliki bumdes yang dengan sepuluh kolam berisi 1.500 – 2.000 ekor, dan dua kolam untuk air cadangan, diharapkan dapat memanen ikan dalam 9 bulan kedepan sebanyak 8-9 ekor per kilogramnya, atau sekitar 8.000 Kg per panen dengan pangsa pasar yang juga sudah.

 

Tim Liputan dan Kominfo HSU

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *