Bocah 9 Tahun Bakal Jadi Lulusan Sarjana Termuda di Belgia
Seorang anak asal Belgia, Laurent Simons, akan menjadi mahasiswa termuda yang lulus dengan gelar sarjana di usianya yang masih sembilan tahun.
Simons dikabarkan menempuh pendidikan di jurusan teknik elektro Universitas Teknologi Eindhoven (TUE). Ia diperkirakan akan menyelesaikan studi pada Desember mendatang.
Pihak TUE mengizinkan Simons menyelesaikan pendidikannya lebih cepat dari mahasiswa lain. Direktur Pendidikan Sarjana bidang Teknik Elektro TUE, Sjoerd Hulshof, menganggap Simons merupakan anak yang luar biasa. Ia mengatakan Simons adalah mahasiswa yang paling cepat mengambil pendidikan tinggi.
“Ini tidak biasa. Mahasiswa spesial yang memiliki alasan baik untuk melakukannya dapat mengatur jadwal yang disesuaikan. Hal yang sama juga dilakukan untuk membantu mahasiswa yang berpartisipasi di cabang olahraga terbaik,” kata Hulshof.
“Tidak hanya cerdas, dia juga anak laki-laki yang memiliki rasa simpatik tinggi,” paparnya.
Kakek dan nenek Simons disebut sudah menyadari kemampuan sang cucu yang luar biasa itu sejak lama. Namun, kedua orang tua Simons sempat tak langsung mempercayai kecerdasan luar biasa anak mereka tersebut.
“Mereka (kakek dan neneknya) menyadari ada sesuatu yang spesial dari Laurent,” kata ibunya, Lydia Simons pada Kamis (14/11).
Beberapa waktu kemudian, sejumlah guru sekolah menyadari kemampuan yang dimiliki Simons ketika ia diberikan serangkaian ujian untuk mengetahui sejauh mana bakat yang ia miliki.
“Mereka memberi tahu kami bahwa dia (Simons) seperti sebuah spons,” ujar sang ayah, Alexander Simons.
Simons berasal dari keluarga yang berprofesi sebagai dokter. Namun, orang tuanya belum mendapatkan penjelasan mengapa anaknya memiliki kemampuan belajar yang cepat.
Kendati demikian, Lydia berpendapat konsumsi ikan yang banyak selama masa kehamilan mungkin bisa menjadi penyebab kemampuan cemerlang sang anak.
Sementara itu, bagi sang ayah, Alexander, pemahaman informasi tak jadi masalah bagi Simons.
“Saya pikir fokusnya ada pada penelitian dan pengaplikasian ilmu pengetahuan untuk menemukan hal baru,” ujar Alexander.
Meski begitu, dengan kemampuan belajar Simons yang lebih dari orang pada umumnya, kedua orang tuanya sangat berhati-hati untuk tidak membuatnya terlalu ambisius dengan tetap memperlakukannya sebagai anak-anak.
“Kami tidak ingin dia terlalu serius (dalam belajar). Dia melakukan apa yang dia suka. Kami harus menemukan keseimbangan antara menjadi seorang anak dengan bakat yang ia miliki,” kata Alexander.
Simons mengaku senang bermain dengan anjingnya, Sammy, dan bermain gadget layaknya anak-anak muda kebanyakan.
https://cnnindonesia.com/internasional