Polisi Tangkap Sindikat Mafia Tanah, Rugikan Perusahaan Rp52 Miliar

Tanah Laut, DUTA TV — Tiga orang tersangka berinisial BL, B, dan AS yang diduga sebagai sindikat mafia tanah terpaksa berurusan dengan Satreskrim Polres Tanah Laut.

Ketiganya diamankan polisi atas kasus dugaan penipuan dan penggelapan lahan milik PT Wiratama Lautan Rejeki (WLR) dengan nilai kerugian mencapai Rp52 miliar.

Kasus ini terbongkar setelah PT WLR melaporkan adanya transaksi jual beli tanah yang tidak sesuai kesepakatan. Peristiwa bermula sejak 2016 ketika perusahaan tersebut berencana membeli lahan seluas 500 hektare di wilayah Kalimantan Selatan.

Melalui perantara seorang perempuan berinisial BL, PT WLR melakukan transaksi dengan pihak yang mengaku sebagai pemilik tanah di Desa Pandahan, Liang Anggang, dan Sambangan, Kecamatan Bati-Bati.

Menurut Wakapolres Tanah Laut Andri Hutagalung, modus tersangka adalah menawarkan tanah dan membuat surat palsu kemudian menjualkan tanah dengan mark up atau menaikkan harga tanah.

Akan tetapi proses pembelian tanah oleh perusahaan PT WLR justru dimanfaatkan oleh para tersangka untuk meraup keuntungan pribadi.

“Kasus ini adalah penipuan dan penggelapan jual beli tanah. Modusnya menawarkan tanah, membuat surat palsu, lalu menjual dengan mark-up,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Kasatreskrim Polres Tanah Laut, AKP Cahya Prasada Tuhuteru, yang menyebut kasus mafia tanah ini berlangsung sejak 2016 hingga 2018.

“Kasus ini sudah sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2018. Barang bukti kita ada sekitar 211 lembar surat kepemilikan tanah fiktif dan 94 lembar surat kepemilikan tanah fiktif,” tuturnya.

Ketiga tersangka diduga memanipulasi data tanah dengan membuat surat-surat fiktif dan menaikkan harga jual jauh di atas harga asli. Para tersangka juga meyakinkan korban jika tanah yang dijual memiliki prospek bagus.

Akan tetapi disaat pihak perusahaan PT WLR akan melakukan pengecekan lokasi lahan, justru tersangka melakukan psywar atau menakut-nakuti pihak perusahaan agar tidak meninjau lahan dengan alasan rentan terjadi konflik dengan warga setempat.

Reporter : Suhardadi

Helman

Uploader.

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *