Penurunan Penjualan Kelotok di Pulau Sewangi
Barito Kuala, DUTA TV — Banjarmasin dikenal dengan julukan kota Seribu Sungai. Para warganya beraktivitas tidak lepas dengan sungai seperti mencuci pakaian, mandi, bahkan berjualan pun di sungai seperti pasar terapung. Sungai juga menjadi tempat untuk berwisata dengan menaiki kelotok, perahu khas Kalimantan Selatan.
Pulau Sewangi merupakan sebuah pulau kecil yang letaknya di kabupaten Barito Kuala yang telah lama menjadi pusat pembuatan jukung dan kelotok. Perbedaan jukung dan kelotok dilihat dari mesin, apabila tidak bermesin disebut jukung, yang menggunakan mesin disebut kelotok.
Penduduk di pulau ini rata-rata berprofesi sebagai pembuat perahu. Pekerjaan ini mereka jalani secara turun menurun. Memasuki pulau kecil ini, para penduduknya sangat padat walaupun desanya kecil. Hampir di tiap rumah ditemui bengkel pembuatan jukung dan kelotok, baik kecil hingga besar.
Kayu yang digunakan dalam pembuatan kelotok ini bermacam-macam, dari kayu lanan biru, belangeran dan supang. Kayu yang beraneka ragam itu berbeda-beda letaknya di kelotok.
Para penduduknya setiap hari bekerja sebagai pembuat kelotok. Namun akhir-akhir ini peminat kelotok mengalami penurunan yang sangat drastis dibandingkan tahun lalu dikarenakan padi tahun ini banyak yang rusak.
Baen, seorang pria tua yang masih menekuni pembuatan jukung menyebutkan sepinya permintaan pembuatan alat transportasi sungai tersebut.
“Penjualan tahun ini menurun sekali karena banyak padi yang rusak. Berbeda dari tahun lalu, padi banyak yang bagus atau tidak rusak, jadi peminatnya sepi,”ujarnya.
Peminatnya banyak dari kalangan petani. Dikarenakan banyak padi tahun ini rusak jadi peminatnya sepi. Kelotok digunakan petani menuju pehumaan atau sawah yang jaraknya jauh dari rumah yang hanya bisa ditempuh lewat sungai.
Kelotok banyak kegunaannya dari mengangkut padi sampai mengangakut berbagai perkakas.
Reporter : Gusti Muhammad Hermawan – As’ary