Banjarmasin, DUTA TV — Tepat 26 tahun lalu, atau 23 Mei 1997, sebuah tragedi berdarah terjadi di Banjarmasin.
Peristiwa yang dikenal dengan ‘Jum’at kelabu’ itu menelan ratusan korban jiwa.
Dikutip dari berbagai situs sejarah, kejadian itu menjadi kerusuhan terbesar di ujung kepemimpinan orde baru serta yang pernah terjadi di Kalimantan Selatan.
Cerita dari mulut ke mulut menyebutkan jika kejadian ini bermula dari bentroknya dua kubu massa di momen kampanye partai politik.
Hari itu, tepat hari Jum’at sekitar pukul 12:00 umat muslim menjalankan ibadah di kawasan Masjid Noor Banjarmasin.
Diwaktu yang sama, datang serombongan massa kampanye yang diduga dari salah satu partai yang pada hari itu akan menggelar kampanye akbar usai salat Jum’at.
Raungan arak-arakan kendaraan bermotor rombongan membuat gaduh dan dianggap mengganggu ketenangan masyarakat muslim yang tengah melaksanakan salat Jum’at.
Sebelumnya, sudah ada larangan bagi rombongan untuk melewati Masjid Noor, namun massa kampanye ini tetap ngotot ingin melewati jalan yang digunakan masyarakat untuk salat Jum’at.
Mereka menganggap saat itu waktu salat Jum’at hampir selesai. Massa yang tadinya melaksanakan salat Jum’at langsung menggeruduk kantor partai tersebut.
Bentrokan pun tak terelakan. Situasi jelang pemilihan umum 1997 kian memanas dan membuat massa menjadi semakin beringas.
Mereka merusak transportasi yang terparkir di pinggir jalan. Ironisnya mereka juga membakar fasilitas umum, gedung Mitra Plaza, beberapa buah klenteng/gereja, hingga satu rumah warga tak lepas dari amukan.
Situasi Banjarmasin semakin mencekam. Aparat keamananpun diturunkan. Bahkan jam malam diberlakukan, hingga situasi berhasil dikendalikan.
Berdasarkan data dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia menyebut, peristiwa itu menean 123 korban jiwa, 118 luka-luka, serta 179 orang hilang.
Reporter : Nina Megasari