DUTA TV BANJARBARU – Musibah  kecelakaan pesawat Boeing 737 Max kembali terjadi di negara Ethiopia pada Minggu (10/03) yang melibatkan pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET 302.
Hal ini mengharuskan kementerian Perhubungan RI melarang atau meng-grounded sementara waktu pengoperasian pesawat ini.
Salah satunya maskapai penerbangan Lion Air yang diketahui mengoperasikan sedikitnya 10 unit pesawat Boeing 737 Max.
Ditemui pada Rabu (13/03), Area Manager Lion Air Group Kalselteng Agung Purnama tidak menampik pesawat lorong tunggal terbaru yang dioperasikan maskapai berlogo singa ini kerap kali melayani rute menuju Banjarmasin, terutama untuk rute Jakarta – Banjarmasin  pulang pergi.
Meski demikian Agung mengatakan pesawat ini terakhir kali menerbangi rute ke banjarmasin pada Januari lalu saat memasuki periode low season.
Wwc: agung purnama/ area manager lion air group kalselteng (kacamata)
“Sesuai arahan Menhub per kejadian kita men standby kan pesawat Max 8. Pernah terakhir Januari ke Banjarmasin 324 – 327 karena low season. Tidak berpengaruh karena kami mempunyai 10 Max dan periode low season ada beberapa pesawat 800 900 yang standby. Max 8 ini keunggulan teknologi terbaru konsumsi bahan bakar range jauh,â€jelas Agung.
Boeing 737 Max sendiri merupakan derivatif dari pesawat Boeing 737 Next Generation yang dilengkapi mesin dan teknologi terbaru serta diklaim hemat bahan bakar.
Pesawat ini juga dilengkapi fitur proteksi yang oleh Boeing diberi nama maneuvering characteristics augmentation system (MCAS) yang berfungsi melindungi pesawat dari potensi kehilangan daya angkat atau stall.
Ditengarai, Â MCAS berkontribusi terhadap 2 kecelakaan pesawat boeing 737 Max yang dialami maskapai Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET 302 dengan kurun waktu hanya 5 bulan.
Reporter : Fikri Izzudin Noor