Waspada “Soceng”, Warga Dihimbau Tak Posting Identitas Pribadi di Sosmed
Warga Kalimantan Selatan dihimbau untuk tidak memposting identitas pribadi ke sosial media (sosmed). Himbauan itu disampaikan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 9 Kalimantan, Darmansyah.
Pasalnya, penyebaran identitas pribadi baik itu KTP, SIM, Kartu Keluarga (KK), hingga Paspor di media sosial bisa menimbulkan kejahatan elektronik, seperti yang tengah viral saat ini yakni Social Engineering ( Soceng) dimana korbannya adalah warga Banjarbaru, dengan nilai kerugian 1,5 milyar rupiah.
Soceng sendiri, adalah cara dalam mengelabui, memanipulasi pikiran korban untuk mendapatkan informasi berupa data pribadi atau akses yang diinginkan. Social Engineering menggunakan teknik manipulasi psikologis, untuk memengaruhi pikiran korban melalui berbagai cara dan media secara persuasive. Dengan cara membuat korban senang atau panik, korban tanpa sadar akan menjawab atau mengikuti instruksi pelaku.
“Jangan pernah menyampaikan data pribadi baik NIK, nama ibu kandung termasuk memposting KTP di medsos”, kata Darman.
Darmansyah menyebut ada empat jenis kejahatan Soceng, diantaranya Phising yakni menggunakan media palsu menyerupai media aslinya untuk mendapatkan informasi seperti website palsu, mengirimkan pesan email, hingga menelpon lewat panggilan suara dengan mengaku pihak bank atau kepolisian.
Kedua Pretexting, yakni menggunakan media panggilan suara dan teknik berbicara persuasif layaknya telemarketing. Permintaan agar melakukan approval terhadap transaksi, pengganian password, dan meminta OTP.
Selanjutnya adalah Baiting. Cara kerja dari metode ini yakni dengan menawarkan hadiah memanfaatkan form informasi pribadi yang wajib diisi ketika korban berniat melakukan klaim hadiah. Terakhir, Sniffing, tindak kejahatan penyadapan oleh hacker untuk mencuri data dan informasi penting berupa username, password m- banking, informasi kartu kredit, password e-mail, hingga informasi penting lainnya.
“Modusnya adalah memanfaatkan human eror untuk tindakan kejahatan. Sudah terjadi di Banjarbaru dengan modus memberikan penawaran lewat telepon untuk menjadi nasabah prioritas lewat undian voucher, nasabah pun langsung tertarik dan memberikan informasi pribadinya, uang di rekeningpun langsung habis terkuras,” ujarnya.
Darmansyah berharap agar kejadian serupa tak lagi terjadi. Warga diminta agar tidak langsung mengklik apapun isi/ file/ aplikasi dari pesan nomor tidak dikenal.
Evi Dwi Herliyanti