DUTA TV MARTAPURA – Ketinggian air di bendungan Karang Intan saat ini mencapai titik maksimal yang diprediksi menyebabkan kurangnya debit air yang mengalir ke sungai Riam Kanan.
Kondisi ini diperparah saat pengelola bendungan dan irigasi Riam Kanan menutup pintu pembagi air, sehingga air lebih banyak masuk ke saluran irigasi Riam Kanan dengan kedalaman air maksimal.
Para petani dan tokoh masyarakat Karang Intan, menuding jika penutupan pintu air ke sungai Riam Kanan tersebut menjadi penyebab utama surutnya sungai, dan berdampak terhadap kematian massal ikan di jala apung di desa Sungai Asam dan Sungai Alang.
“Air bendungan lebih banyak dimasukkan ke irigasiâ€, terang Imis salah seorang petani ikan.
“Jika tidak segera di buka, kematian ikan akan merembet ke desa di bawah†tutur Warhamni salah seorang tokoh masyarakat setempat.
Antisipasi Meluasnya Ikan Mati dan Pencemaran Bangai Ikan di Sungai
Sementara itu Dinas Perikanan kabupaten Banjar kini menyerukan untuk mengurangi penebaran bibit ikan karena bisa membuat kerugian dan pencemaran lebih tinggi di sungai Riam Kanan dan sungai Martapura akibat bangkai ikan.
Menurut kadis perikanan kabupaten Banjar Reza Dauly, pihaknya sudah berkoordinasi dengan forum komunikasi irigasi Riam Kanan, agar bisa mencarikan solusi serta mengimbau masyarakat di sekitar Riam Kanan untuk mengangkuat bangkai ikan yang sudah dilarutkan.
“Kami sudah koordinasi dengan fokum komunikasi irigasiâ€, kata Reza Dauly kadis perianan Banjar.
Petani ikan memprediksi jika air di bendungan karang intan tidak dibagi, maka dampak kematian ikan ini akan meluas ke desa Sungai Landas, Penyambaran dan Mali-mali.
Seperti kasus di tahun 2014 bangkai ikan yang larut sampai ke sungai Martapura, kecamatan Martapura Barat, hingga membuat air sungai menjadi berbau dan mengganggu aktivitas masyarakat saat ingin mandi di sungai.
Reporter : Tarida Sitompul