DUTA TVÂ HSU – Surat yang ditulis tangan diatas selembar kertas buku tulis, oleh salah seorang siswi Madrasyah Tsanawiyah (MTs) Nurul Hidayah Kecamatan Danau Panggang, Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara, seketika viral di media sosial. Setelah diposting pemilik akun Facebook Aby Mumtaza El-syeiban, pada Jumat (22/2/2019) sore. Mendapat ratusan komentar dan ratusan kali dibagikan.
Pemilik akun Facebook Aby Mumtaza El-syaiban itu memberi caption pada foto surat Rahima yang ia posting; “Surat murid q kelas 2 MTs di MTs Nurul Hidayah Kecamatan Danau Panggang, smoga ada donatur yang membantu beban hidup mu, kami pihak skolah cuma bisa membantu beban skolah saja.”
Surat yang diketahui ditulis sendiri oleh Rahima warga Desa Teluk Masjid, Kecamatan Danau Panggang, tercatat sebagai salah seorang Siswi Kelas 8 MTs Nurul Hidayah itu, bercerita tentang kesulitan ekonomi yang dihadapi ibunya sepeninggal ayahnya, serta menghidupi dua orang adiknya. Hingga, agar tidak menambah beban ibunya, Rahima pun memutuskan untuk berhenti sekolah.
Beragam tanggapan warga netizen dalam kolom komentar. Diantaranya, menyayangkan sikap Rahima berhenti sekolah. Menuding pihak sekolah tidak mampu mencegah keputusan Rahima. Menuntut pemerintah untuk segera bertindak. Hingga, tidak sedikit netizen yang mengimbau para dermawan untuk membantu kesulitan ekonomi keluarga Rahima.
Saat dikonfirmasi, Jarkani, Wakil Kepala MTs Nurul Hidayah Danau Panggang membenarkan. Bahwa surat salah seorang siswi yang ketika itu viral diperbincangkan, merupakan surat Rahima, salah seorang siswinya. MTs Nurul Hidayah, madrasyah berstatus swasta, di bawah Kementerian Agama (Kemenag) berlokasi di Kecamatan Danau Panggang, Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Jarkani mengatakan, surat itu diserahkan sendiri oleh Rahima kepada guru pengajar di kelasnya pagi tadi. “Setelah menerima surat itu, ulun bersama bidang kesiswaan dan Staf TU ke rumahnya untuk mengkonfirmasi dan menyuruh tetap sekolah,” ujar Jarkani yang juga pengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di MTs Nurul Hidayah, melakui pesan aplikasi whatsapp.
Jarkani dan pihak sekolah mengaku sangat terkejut dengan situasi hari itu. Sebelumnya, Rahima tidak pernah bercerita tentang niatnya. Tentang keputusannya untuk berhenti sekolah melalui surat yang mereka terima. “Rahima itu, meski sedikit pemalu, tapi penurut, cukup pintar, menguasai pelajaran, taat menjalankan ibadah,” kata Jarkani.
Jarkani menceritakan, bahwa ayah Rahima diketahui telah meninggal setahun lalu akibat kecelakaan. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Ibunya-lah yang setiap hari bekerja sebagai petani disawah. Namun, lantaran tidak cukup ibunya pun bekerja secara serabutan, mengerjakan apa saja.
Jarkani mewakili beserta seluruh pihak sekolah sangat berharap, agar Rahima kembali masuk sekolah. Saat ini, pihak sekolah tengah berusaha membantu keluarga Rahima bisa terdaftar sebagai penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH). “Mengusahakan, supaya Rahima menjadi peserta beasiswa Bazasnas,” ujarnya.
Disisi lain, pihak MTs Nurul Hidayah mencatat, sedikitnya 30 orang atau 25 persen seluruh siswa dan siswi di madrasyah tersebut tergolong masyarakat sosial tidak mampu. Bahkan, 6 orang tercatat sebagai yatim dan 1 orang yatim piatu.
Reporter : Zaki Mubarak