Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelabuhan Banjarmasin Diberi Pelatihan K3

Banjarmasin, Duta TV Dalam rangka meningkatkan kesadaran atas implementasi budaya K3 agar keselamatan dan kesehatan pekerja terjamin, PT Pelindo (Persero) melaksanakan program gabungan Tanggung Jawab Sosial dengan Health Safety Security and Environment (HSSE) berupa kegiatan Awareness K3, diperuntukan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Wilayah Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, pekan lalu.

Kegiatan sosialisasi Awareness K3 dilaksanakan di Gedung Kantor PT Pelindo Sub Regional 3 Kalimantan yang dihadiri langsung Sub Regional Head Sub Regional Kalimantan Sugiono, didampingi oleh pejabat struktural Pelindo SPMT dan Pelindo Subholding TPKB mendampingi puluhan tenaga TKBM sebagai peserta pelatihan.

Sebagai narasumber dan penyampai materi yakni Muhammad Trisetya Hadi selaku Pengawas Ketenagakerjaan Muda Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan, dan dokter Hasni dari Klinik PHC Cabang Banjarmasin.

Sugiono menyampaikan, Awareness K3 merupakan komitmen tegas Pelindo mewujudkan budaya keselamatan dan kesehatan kerja di internal maupun eksternal lingkungan pelabuhan, dengan tujuan agar produktivitas dan efisiensi operasional dapat berjalan baik.

“Kegiatan Awareness K3 agar menjadi sarana yang dapat menjadikan kesadaran dan edukasi tentunya bagi semua pihak khususnya bagi tenaga TKBM untuk dapat berkontribusi lebih dalam menciptakan keselamatan dan kesehatan pada tiap kegiatan operasional,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Abdi Persada FM pada Rabu (13/12).

Sementara itu, saat kegiatan, Muhammad Trisetya Hadi menuturkan, kegiatan ini penting untuk meningkatkan kesadaran dari semua pihak untuk berkontribusi dan berperan aktif dalam mengimplementasi budaya K3 di pelabuhan.

Dengan tingkat produktivitas kinerja pelabuhan di Banjarmasin yang memiliki jam kerja tinggi, tentunya berpengaruh kepada tenaga TKBM yang bersentuhan langsung pada tiap kegiatan operasional, dengan segala risiko kecelakaan kerja yang akan timbul untuk dapat diminimalisir serta dicegah sedini mungkin.

Fokus utama untuk pengurangan risiko, salah satunya dengan peningkatan kesadaran. Karena itu safety mulai pemakaian alat pelindung diri seperti helm, rompi, sarung tangan wajib dikenakan.

Dokter Hasni dalam materinya kepada tenaga TKBM pun menjelaskan, terkait dengan Basic Life Support atau Bantuan Dasar Hidup yang merupakan serangkaian usaha penyelamatan nyawa pada saat seseorang mengalami henti jantung.

Selain mendapatkan edukasi dan informasi dari para narasumber, peserta juga menerima souvenir berupa goodie bag yang berisikan paket training kit berupa kaos dan APD diantaranya rompi serta helm, yang dapat digunakan sebagai alat keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.

Tim Liputan

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *