Tabas Minta Komisi IV Inisiasi Perda Perlindungan Kebudayaan Asli Kalsel
Banjarmasin, Duta TV — DPW Tutus Banjar Asli atau Tabas Kalsel meminta Komisi IV menginisiasi Perda tentang Perlindungan Kebudayaan Asli Kalimantan Selatan. Permintaan itu disampaikan di sela sosialisasi Perda tentang Kebencanaan yang dilaksanakan Ketua Komisi IV DPRD Kalsel, HM Lutfi Saifuddin.
Tabas tak ingin meluasnya Kalimantan, bahkan salah satunya menjadi ibu kota negara, akan berdampak pada hilangnya budaya asli Banua. Keinginan itu tentu selaras dengan Perda tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang disosialisasikan, di mana bencana juga erat kaitannya dengan pudarnya kebudayaan Banjar zaman dulu.
Kebudayaan zaman dulu itu adalah terkait pembangunan rumah yang berpedoman pada adat dan budaya, yakni Bubungan Tinggi. Pembangunannya tanpa menggunakan sistem uruk dengan pondasi kayu yang lebih tinggi sebagai langkah pencegahan bencana banjir.
“Ke depannya kami khawatir budaya kita tergerus, perlahan menyusut bahkan akan hilang. Di sinilah Bang Lutfi memberikan suatu dukungan untuk kami Tabas agar budaya kita, asli Banjar, jangan sampai hilang. Apalagi ke depannya Kalimantan akan tambah besar dan ada IKN. Kalsel jadi pintu gerbang, sangat mengkhawatirkan tentang kebudayaan asli kita. Maka dari itulah kita perlu perlindungan budaya untuk hal tersebut,” tutur M. K Effendy, Ketua DPW Tabas Kalsel.
“Setelah kita menyampaikan Perda tentang bencana, berkembang terkait bagaimana kita mempunyai pertahanan kebudayaan dalam menghadapi tantangan ke depan. Insha Allah, usulan dan aspirasi dari Tabas kita akan segera mengusulkan ke dalam ProPemperda kita sebuah Perda tentang Perlindungan Kebudayaan Asli Kalimantan Selatan,” ujar HM Lutfi Saifuddin, Ketua Komisi IV DPRD Kalsel.
Sosialisasi Perda No. 6 Tahun 2017 perubahan atas Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Provinsi Kalimantan Selatan, diikuti puluhan pengurus dan anggota DPW Tabas.
Dalam kesempatan ini, DPRD Kalsel juga meminta ormas ini untuk terus berkontribusi memperjuangkan adat dan budaya Banjar agar tak hilang tergerus zaman.
Tim Liputan