Reog Ponorogo Resmi Sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Jakarta, DUTA TV Reog Ponorogo resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO. Penetapan itu berlangsung dalam Sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage Sesi ke-19 di Asunción, Paraguay, Selasa (3/12).

Tarian tradisional dari Ponorogo, Jawa Timur, itu masuk dalam daftar WBTb UNESCO kategori In Need of Urgent Safeguarding.

“Pemerintah Indonesia bersama komunitas lokal telah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan Reog Ponorogo, mulai dari mendokumentasikan, mempromosikan, hingga mengintegrasikannya ke dalam pendidikan formal, informal, dan nonformal,” ujar Menteri Kebudayaan Fadli Zon, seperti diberitakan Antara pada Rabu (4/12).

“Kami juga terus memberdayakan komunitas seni sebagai penjaga utama warisan budaya ini,” lanjutnya.

Duta Besar RI untuk UNESCO Mohammad Oemar menghadiri sidang komite ICH UNESCO sesi ke-19 itu sebagai ketua delegasi Indonesia. Ia membagikan kabar penetapan itu sekaligus mengucapkan terima kasih atas kontribusi berbagai pihak dalam proses pengakuan Reog Ponorogo di UNESCO.

Oemar juga menekankan pengakuan itu menjadi komitmen untuk melestarikan identitas budaya Indonesia bagi generasi berikutnya.

“Pengakuan ini tidak hanya menonjolkan pentingnya seni Reog, tetapi juga menegaskan komitmen untuk melestarikan identitas budaya Indonesia bagi generasi mendatang,” ungkap Duta Besar RI untuk UNESCO Mohammad Oemar, seperti diberitakan Antara pada Rabu (4/12).

Reog Ponorogo menjadi Warisan Budaya Takbenda terbaru dari Indonesia yang masuk dalam daftar UNESCO. Menurut laman resmi UNESCO per Rabu (4/12), Indonesia kini memiliki 14 warisan budaya yang sudah diakui.

Warisan budaya itu, meliputi keris dan wayang yang diakui pada 2008, batik dan mbatik pada 2009, angklung pada 2010, hingga tari Saman pada 2011.

Kemudian, tas noken Papua diakui pada 2012, tiga tarian asal Bali pada 2015, kapal pinisi pada 2017, pencak silat pada 2019, pantun pada 2020, gamelan pada 2021, dan budaya jamu kesehatan pada 2023.

Selain daftar tersebut, Pemerintah Indonesia sudah mengajukan sejumlah warisan budaya untuk menjadi Warisan Budaya Takbenda (ICH) UNESCO sejak beberapa tahun lalu, termasuk kebaya dan alat musik asal Minahasa, Kolintang.(cnni)