Banjarmasin, DUTA TV — Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Kalimantan Selatan, Melinda Bahri mengatakan, pihaknya banyak melakukan psikoedukasi untuk membantu masyarakat menghadapi kecemasan selama pandemi Covid-19. Mereka berharap masyarakat bisa self care atau melakukan pemeliharaan terhadap diri sendiri.
“Untuk itulah, psikoedukasi penting terus dilakukan, baik melalui flayer yang diposting di media sosial IPK maupun webinar,” katanya di Banjarmasin, Ahad (7/3).
Psikolog Klinis RSUD dr H Moch Ansari Saleh Banjarmasin ini mengungkapkan, sejak pandemi, masalah psikologis yang banyak ditemui adalah kecemasan tertular Covid-19 dan kehilangan pekerjaan. Melalui psikoedukasi yang diartikan pemberian edukasi, seperti tata cara penyelesaian masalah sederhana, masyarakat dapat lebih kuat membentengi diri dari sisi psikologis dampak lebih buruk akibat situasi sulit saat ini.
“Pandemi telah berdampak ke segala sektor kehidupan dan ekonomi, jadi yang paling terpukul tentunya mayoritas dari masyarakat khawatir akan terganggu perekonomiannya, selain takut terhadap Covid-19 itu sendiri,” bebernya.
Melinda juga rajin membuat selebaran antistigma bagi tenaga kesehatan, pasien Covid-19, penyintas, dan keluarga pasien agar semua orang saling menguatkan, menghilangkan pikiran negatif yang justru bisa menjatuhkan.
Ia mengatakan, sebenarnya tubuh manusia secara psikologis memiliki imun terhadap permasalahan yang selalu dihadapi manusia. Namun, saat masalah datang terus menerus dan kadar permasalahan menjadi sedang hingga berat, psikis tidak sanggup menampung permasalahannya.
Hingga pada akhirnya, tingkat stres pun berubah dari ringan menjadi sedang ke berat. Kemudian, terjadi perubahan perilaku seperti menarik diri, sulit tidur, kehilangan minat dalam interaksi sosial, murung, tidak berdaya, dan putus asa.(ant)