Nelayan Tanah Bumbu Kesulitan Solar Bersubsidi
TANAH BUMBU, DUTA TV – Penutupan stasiun pengisian bahan bakar nelayan atau SPBN di tempat pelelangan ikan, membuat sejumlah penjaring ikan kesulitan mendapatkan solar bersubsidi.
Padahal, lokasi SPBN berada tak jauh dari pelabuhan perikanan Batulicin, kabupaten Tanah Bumbu.
Penutupan SPBN dengan penyegelan oleh Ditpolairud Polda Kalsel, dilakukan atas dugaan tindak pidana oknum yang kedapatan menjual solar bersubsidi di atas harga eceran tertinggi.
Di lokasi pengisian, Ditpolairud menyegel dua fasilitas utama bertuliskan police line dan menetapkan satu tersangka atas kasus tersebut.
“Solar mahal aja gak dapat, apalagi yang bersubsidi jadi yang masuk gak bisa melaut yang di luar gak mau masuk ke tempat lain, ke Banjarmadin kan lancar disana tapi nyari empat lima drum aja susah,” keluh salah satu nelayan Syamsuddin.
Kendati mengapresiasi kesigapan aparat, namun, wakil ketua Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi, berharap agar distribusi solar bersubsidi untuk para nelayan di pesisir Tanah Bumbu tetap berjalan. Politisi dari fraksi partai Golkar ini meminta agar SPBN kembali diaktifkan, menyusul beberapa melayan saat ini terpaksa harus membeli solar bersubsidi di luar Kalsel dengan harga yang cukup tinggi.
“Saya sebagai anggota DPR mendukung tindakan oleh Polda Kalsel, akan tetapi saya meminta jajaran Polda Kalsel agar ketika kasus hukum berjalan tidak menutup distribusi solar kepada nelayan,” ungkap Yani Helmi.
Penyegelan SPBN sendiri sudah berlangsung hampir satu bulan. Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak pada distribusi dan harga ikan laut di pasaran, menyusul ikan laut dari pelelangan ikan di batulicin juga memasok hampir ke seluruh kabupaten kota di Kalsel.
“Kasian nelayan harus beli keluar bahkan ke Kaltim, imbasnya bongkar muat di tempat kita juga akan berimbas kepada harga dan aktivitas akan menurun,” kata Akhmad Syarwani Kepala Pelabuhan Perikanan Batulicin.
Tim Liputan
RLPPD Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Anggaran 2020