MENGGORENG KOPI DAN ISUE PILPRES

Duta TV  Banjarmasin –  Beberapa waktu yang lewat saya mendapat kiriman biji kopi dari Kabupaten Banjar yang belum di goreng atau disangrai, oleh karenanya saya mencoba pagi  ini menggoreng kopi biji tersebut untuk dikonsumsi sendiri dan sahabat yang biasa mampir di pojok warung paman birin duta tv, tempat shooting acara Secangkir Kopi Seribu Inspirasi. Sambil menggoreng kopi biji tersebut, saya jadi teringat isue-isue sosial yang jadi hangat sekarang ini, maklum ini tahun politik menjelang Pemilu bulan April 2019 nanti.

Istilah menggoreng dan digoreng menjadi pembicaraan dan perdebatan dikita termasuk di media sosial sebagai tempat penyebaran isue hasil dari gorengan tersebut. Menggoreng berarti perbuatan yang dilakukan untuk mengangkat suatu masalah agar menarik perhatian publik, dan menggoreng ini tentunya berkaitan dengan suatu objek yang digoreng, seperti pengertian umum yang terdapat dalam pisang goreng, maka objek yang digoreng adalah buah pisang, sedangkan pihak yang menggoreng adalah subjek yang melakukan penggorengan itu. Secara sosial terdapat banyak isue sebagai objek yang akan digoreng dan inipun tergantung subjek yang menggorengnya untuk memilih isue apa yang mau digoreng.

Lihat saja isue Calon Presiden dan Wakil Presiden adalah objek yang banyak mendapatkan perhatian untuk digoreng, yang maksudnya agar orang bisa tertarik dan tentunya “membeli” hasil gorengan tersebut.  Tentu yang namanya gorengan, ada bisa tahu bahwa gorengan itu bisa yang setengah matang, ataupun yang matang ataupun juga disertai bumbu bumbu untuk lebih menarik, tetapi intinya hasil gorengan itu sudah mendapat proses “bombastis” untuk menarik perhatian, karena sesungguhnya gorengan itu dimaksudkan untuk jualan.

Berita Lainnya

Apa saja yang sering digoreng pada Calon Presiden dan Wakil Presiden ini ? Yang digoreng biasanya dari kehidupan pribadi sampai kepada kepada track record sang calon atau bahkan sampai kepada ramalan-ramalan tertentu dari “fiksi” versinya pihak yang menggoreng, tentu saja hasilnya secara relatif bisa menarik seseorang untuk membeli dan memakan isue yang digoreng tersebut.

Bagaimana sikap kita melihat hasil gorengan itu?  sebagai hasil gorengan dengan berbagai macam variasi bumbu dan trik gorengan, kita juga harus bijak melihat dan mengkonsumsinya. Hasil gorengan sesungguhnya sudah mengalami “rekayasa”, isue yang baik bisa tambah baik atau wah, dan isue yang jelek bisa bertambah sangat jelek, bahkan isue yang digoreng itupun bisa saja dari bahan hasil rekayasa sebagaima bahan yang kita sebut “hoax”.  Oleh karena itu kita harus sadar hasil gorengan ini tidak bisa kita makan atau konsumsi begitu saja, apalagi mengangganya sebagai suatu kebenaran yang mutlak, akan tetapi kita anggap hanya sebagai salah satu referensi dari berbagai macam refernasi untuk menentukan pilihan kita.

Tidak ada etika pasti mengatur tentang gorengan sosial ini, tetapi lebih banyak diserahkan kekita kita semua untuk menyudahinya, kalau keinginan kita menjadikan demokrasi yang sehat dan beradab, maka perilaku subjek yang menggoreng dan objek yang digoreng haruslah yang memberikan edukasi kepada masyarakat kita, bukan yang bersifat “menipu” masyarakat kita yang masih beragam wawasan dan pengetahuannya.

Tak terasa gorengan kopi biji asli banua ini sudah matang dan kali ini saya goreng agak hitam (hangit) untuk mendapatkan citrarasa yang pahit, pahitnya kopi justeru menyegarkan dan mengispirasi. Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.

Dr. Syaifudin

Dewan Redaksi Duta TV

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *