KOTABARU, DUTA TV – Curah hujan tinggi bukan satu-satunya penyebab kawasan ibu kota Kabupaten Kotabaru menjadi daerah langganan banjir.
Dalam rapat kerja DPRD Kotabaru dengan pihak eksekutif Senin (1/7/2022) tadi, kepala dinas PUPR Kotabaru Suprapti Tri Astuti memaparkan sejumlah persoalan lain.
Persoalan itu antara lain berkurangnya kapasitas sungai karena tertutup bangunan. Kemudian rata-rata sungai yang ada di perkotaan mengalami pendangkalan akibat sedimentasi serta penyempitan oleh vegetasi.
Kondisi kian diperparah dengan buruknya sistem drainase. Di samping kapasitasnya kecil, saluran drainase di kawasan perkotaan juga banyak tersumbat lumpur dan sampah baik yang berasal dari permukiman penduduk maupun yang terbawa pasang air laut.
Meski pembersihan drainase rutin dilakukan setiap dua hari sekali, tetap saja sampah tidak berkurang.
“Pemukiman padat di bantaran sungai, kemudian ada pendangkalan dasar sungai karena saat banjir air dari gunung membawa lumpur, kemudian karena ada sedimentasi akhirnya muncul vegetasi yang mempengaruhi luasan sungai,” terang Suprapti.
Berdasarkan hasil pemetaan dinas PUPR Kotabaru, banjir yang terjadi kamis lalu menggenangi sedikitnya 72 hektar kawasan perkotaan. Luasan itu tersebar di empat sub daerah aliran sungai, masing-masing sub das baharu 29 hektar, sub das teluk gadang dan mandin 22 hektar, subdas peramuan 14 hektar dan subdas wiramartas 7 hektar.
Reporter : Nazat Fitriah