Jakarta, DUTA TV — Pakar menyebut fenomena squall line jadi salah satu penyebab banjir yang merendam sejumlah wilayah di Semarang, Jawa Tengah.
Pakar klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkap hujan lebat di Semarang ini tak lepas dari andil bibit siklon 18S yang bergerak lambat.
“Sejak awal (11 Maret) dari prediksi berbasis model skala meso yg kami kembangkan bahwa vorteks (091S) yg berubah jadi bibit siklon 18S akan cenderung bergerak lambat dgn orientasi dari barat menuju timur. Hal ini karena tekanan rendah di timur yg kini telah jadi dua vorteks (pusaran),” kata Erma di Twitter, Kamis (14/3).
Lantaran bergerak lambat, bibit siklon ini memicu banyaknya pembentukan badai squall line.
“Pergerakan yg lambat dan tidak segera menjauh menuju Australia inilah yg telah memicu propagasi hujan yg kuat dan maraknya pembentukan badai squall line pemicu hujan persisten berhari-hari bahkan intensitas hujan pun bisa ekstrem, yg disertai angin kencang,” jelas Erma.
Lalu, apa itu feenomena squall line yang disebut-sebut sebagai salah satu pemicu banjir Semarang?
Menurut National Weather Service (NWS) Amerika Serikat, squall line atau garis squall merupakan salah satu tipe badai.
Terkadang badai petir akan terbentuk dalam garis yang dapat memanjang ke samping hingga ratusan mil. ‘Garis badai’ ini dapat bertahan selama berjam-jam dan menghasilkan angin dan hujan es yang merusak,” demikian keterangan NWS dalam laman resminya.(cnni)