Jakarta, DUTA TV — Jinwar yang berarti tanah wanita dalam bahasa Kurdi adalah sebuah desa di Kurdish, Suriah yang menampung para wanita yang menjadi korban perang juga kekerasan seksual. Mereka memisahkan diri dan bersatu di tempat yang lebih aman dan harmonis tanpa para pria
Jinwar awalnya menampung lima keluarga dan dibuat sejak Hari Perempuan Internasional di 2018. Kini desa tersebut berkembang menjadi desa yang menampung wanita beserta anak-anaknya untuk saling mendukung saat mereka harus hidup tanpa pria. Kebanyakan dari mereka adalah janda yang ditinggal suami berperang dengan ISIS.
Para wanita yang menjadi korban patriarki dan kapitalisme itu bersatu untuk membuat sistem yang aman dan damai untuk mereka dan anak-anak. Desa khusus wanita ini juga menampung semua kalangan dan tak memandang etnis atau agama dan terbuka untuk siapapun yang membutuhkan.
Tak hanya melindungi sesama, tempat itu juga ramah lingkungan. Para wanita juga anak-anak mereka saling membantu dalam bertani dan mengolah hasilnya untuk sama-sama dinikmati atau dijual. Mereka pun membuktikan jika mereka bisa hidup tanpa pria yang selama ini menyusahkan mereka karena membuat perang.
Semua wanita membantu membangun rumah menggunakan lumpur, pakan ternak, kayu, hasil alam yang tidak mencemari lingkungan. Energi yang bisa diperbarui digunakan, kebanyakan kekuatan solar.
Menemukan lingkungan yang harmonis dan bisa berkontribusi terhadap orang-orang sekitar, beberapa wanita mengaku tidak berkeinginan untuk menikah lagi.
Selain menemukan tempat yang aman dan harmonis, para wanita juga merasa lebih tenang di Jinwar karena anak-anak mereka lebih terjamin. Di sana, anak-anak mendapatkan pendidikan dan bisa dengan bebas bermain dengan sesamanya.
Disebut desa khusus wanita, wilayah tersebut bukan benar-benar anti dengan pria. Selain masih boleh ditinggali anak-anak lelaki, pria dewasa juga diperbolehkan untuk masuk tapi hanya pada waktu-waktu tertentu. Para pria yang berkunjung pun tidak diizinkan untuk menginap.(dtk)