Haul Ke 213 Datuk Kelampaian, Perahu Terbalik Hingga Tiduran di Ranjang
DUTA TV MARTAPURA – Puluhan  ribu jemaah memadati lingkungan Masjid Tuhfathuragibhin di desa dalam Pagar Ulu Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar, Senin (10/06) pagi. Kedatangan mereka dalam rangka menghadiri haul ulama besar Kalimantan Selatan As Syech Muhammad Arsyad Al Banjari ke 213. Dari pantauan, jemaah yang datang tak hanya dari wilayah Kabupaten Banjar, namun juga dari sejumlah kota di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, serta beberapa provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera.
Jemaah yang hadir pada haul ulama yang membesarkan syiar agama Islam di Kalimantan Selatan diperkirakan jauh lebih banyak dibandingkan tahun lalu, sehingga panitia mempersiapkan konsumsi dalam jumlah lebih besar yakni 80 ribu nasi samin.
Salah satu ulama besar di Kabupaten Banjar KH M. Wildan Salman mengatakan, banyaknya jemaah yang hadir membuktikan bahwa sosok Datuk Kelampaian merupakan wali kutub.
“Beliau sosok wali kutub yang mensyiarkan agama Islam di Kalimantan,â€jelas KH M. Wildan Salman.
Kabar kurang menggembirakan juga terdengar melalui radio petugas di lapangan. Diinformasikan salah satu perahu jemaah yang menuju ke Sungai Tabuk terbalik di Sungai Martapura tepatnya di desa Kitano. Namun semua jemaah berhasil menyelamatkan diri dengan berenang ke tepi sungai.
Sementara setelah rangkaian puncak haul ke 213 Datuk Kelampaian, belasan jemaah terlihat berkumpul di kamar depan rumah almarhum Tuan Guru Siraj yang berbentuk rumah panggung.
Di ruang berukuran 16 m2 tersebut  jemaah memanfaatkan moment dengan berfoto di sebuah ranjang yang ditutup seprai dan tudung atas dengan kain berwarna kuning.
Ranjang dari bahan kayu tersebut menjadi rebutan warga sebagai objek kenangan photo. Tak hanya duduk, ada yang berfoto sambil tiduran.
Salah satu zuriat Alimul Allamah As Syech Muhammad Arsyad Al Banjari, Muhammad Zailani membenarkan bahwa ranjang itu peninggalan datuk kelampaian yang disimpan di rumah almarhum Tuan Guru Siraj. Namun sudah mengalami renovasi dan menyisakan dua tiang berulir yang asli.
“Untuk keasliannya tersisa dua tiang yang berulir. Selebihnya sudah diganti,â€jelas Muhammad Zailani.
Pada kesempatan itu tidak ada pembatasan jumlah jemaah yang ingin berfoto di ranjang Datuk Kelampaian.
Reporter : Tarida Sitompul