“CERITA INUR DAN PENGHULU” (SERI INSPIRASI PETUAH ABAH GURU ZUHDI)

BANJARMASIN-DUTATV.COM Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, pengajian Abah Guru Zuhdi (alm) selalu saja menginspirasi saya pribadi, baik itu dari sisi metode penyampaiannya, materinya sampai kepada cerita cerita yang disampaikan beliau untuk membuat suasana “ramai” tetapi khidmat dan ber “bobot”, Salah satu cerita yang ingin saya sampaikan dikesempatan ini adalah “kesah” (cerita) tentang Inur dan Penghulu.

Sahabat ! cerita Inur dan Penguhulu ini tentunya tidak sama persis narasinya dengan apa yang disampaikan beliau, karena keterbatasan pengetahuan dan pemahaman saya untuk menyerap seluruh pesan yang ingin beliau sampaikan pada cerita tersebut.  Oleh karena itu saya minta maaf kepada pembaca semua akan keterbatas saya ini, dan maafkan pula kalau versi ini kurang berkenan di hati sahabat semuanya.

Sahabat ! cerita ini bermula dari saat Penghulu (Bahasa Banjarnya pengulu) berkunjung ke rumah Inur, yang dalam kunjungan ini, Inur sangat senang bertemu Penghulu dan tergambar antara keduanya sudah terjalin pertemanan atau persahabatan yang erat. Tiba-tiba Penghulu berkata kepada Inur, Nur tolongilah saya “carikan saya isteri (bini), mendengar permintaan Pengulu ini, Inur langsung menjawab “tidak”, saya tidak mau mencarikan isteri pian (kamu).

Sahabat ! kata Penghulu, wah Nur kitakan bersahabat, kenapa kamu (ikam) tidak mau membantu saya untuk mencarikan saya isteri ? pokoknya “tidak!” tegas Inur, teganya kamu Nur ayolah Nur bantu aku. Inur lantas terdiam dan bertanya, Pian (kamu) sudah makanlah tadi, belum jawab Penghulu, lantas si Inur menuju kedalam, dan tidak seberapa lama membawakan makanan dan minuman untuk Penghulu.  Setelah makan Penghulu menanyakan lagi ke Inur, tentang kesediaannya mencari isteri buatnya, lagi-lagi Inur mengakatan tidak, bahkan diancam oleh penghulu, bila tidak mau menolong maka tali persahabatan akan putus, akan tetapi Inur menjawab tetap pada pendiriannya dengan mengatakan “tidak” mau untuk mencarikan Penghulu isteri.

Sahabat ! sosok Inur menurut saya adalah sosok perempuan paruh baya yang ramah dan dikenal baik budi pekertinya, wajahnya pun termasuk dalam katagore lumayan cantik atau bungas yang dalam terminologi Banjar “kada supan dibawa ke orang banyak”, kulitnya putih bersih dan mempunyai senyum yang merefleksikan kerendahan hati dan budi pekertinya yang luhur. Berteman dengan Penghulu sudah dari kecil sampai usianya yang dewasa, namun di usia dewasa tersebut Inur belum ketemu jodoh, sama seperti juga Penghulu yang pekerjaannya banyak menikahkan orang, akan tetapi Ia sendiri belum kawin atau belum beristeri.

Sahabat ! kalau dilihat dari akhlak dan sifat murah hatinya serta lamanya mereka bersahabat, maka agak aneh kalau ternyata Inur menolak tegas saat diminta tolong untuk mencarikan Isteri oleh Penghulu tersebut, kita-kira menurut sahabat semua, apa yang menjadi penyebab mengapa Inur menolak saat diminta Penghulu mencarikan isteri buatnya tersebut ?

Sahabat ! salah satu jawaban yang paling kuat dan rasional adalah bahwa sesungguhnya Inur memberi sinyal kepada Penghulu bahwa Ia sendiri sebenarnya mau dijadikan isteri oleh Penghulu, atau dengan kata lain sesungguhnya Inur mencintai dan menyayangi Penghulu.  Tapi masalahnya Penghulu tidak menyadari akan cinta dan kasih sayang dan keinginan Inur, sehingga Ia datang ke Inur justeru malah minta bantu untuk mencarikan isteri buatnya, sehingga barangkali difikiran Inur berkata “saya ini ada dan mau jadi isteri, mengapa cari yang lain”.

Sahabat ! kita bisa saja mengatakan, betapa “bodohnya” penghulu tersebut, orang yang baik hati dan rupawan, sangat perhatian terhadapnya, kenal sudah lama, akhlaknya baik dan seterusnya, akan tetapi mengapa hatinya tertutup atau terbuka akan cinta dan kasih sayang Inur ? hal ini karena yang ada di hati Penguhulu adalah BUKAN INUR, tapi ada orang lain dihatinya sehingga sebaik, secantik dan seperhatian apapun Inur terhadapnya, dia tidak sadar dia tidak mengerti akan hal tersebut, hatinya telah tertutup atau buta melihat “mutiara” yang berharga didekatnya dan selalu merindukannya.

Sahabat ! coba perhatikan dan renungkan secara mendalam, bagaimana sikap dan perasaan hati kita kepada ALLAH ? Allah telah melayani hidup kita, karena ialah yang memberi kehidupan kepada kita, Allah telah memberi rejeki kepada kita saat kita dalam kandungan Ibu, mencukupkan kebutuhan, merawat dan membesarkan kita lewat orang tua kita, setelah dewasa kita dibukakan pintu rejeki untuk hidup, diberiNya kecerdasan untuk berfikir, diberiNya penglihatan, pendengaran, perasaan, gerak tubuh kita dan semua yang kita miliki adalah PEMBERIAN DARI ALLAH. Lantas mengapa hati dan batin kita tertutup kepada Allah, parahnya lagi bukan hanya tertutup bahkan sampai mengkalim semua itu atas usaha kita sendiri tanpa ada kaitannya dengan Allah atau bahkan kita sampai “berani” mengatur Allah dan menghakimi Allah saat kita diberinya cobaan dalam hidup.

Sahabat ! batin dan air mata saya mengalir, kalau merenungkan dan mengingat hal tersebut, karena kepada Penghulu saja kita bisa mengatakan “bodoh”, dan betapa bodohnya diri kita yang telah lalai berterimakasih kepada Allah atas segala “nikmat”, “pemberian” dan “pelayanan” yang diberikanNya selama ini kepada kita. YA ALLAH KAMI INI MEMANG BODOH DAN KUFUR atas kebaikan Mu kepada kami ini.

Terimakasih Abah Guru Zuhdi atas cerita inspiratif pian kepada ulun dan kami semua.

Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.

#Semakintuasemakinbijaksana

#semakintuasemakinbahagia