Udara adalah salah satu sumber kehidupan yang fatal bagi makhluk hidup khususnya manusia. Dengan demikian menghirup udara sehat, segar menjadi sebuah keharusan bagi manusia untuk keberlangsungan hidupnya.
Namun, baru-baru ini Indonesia mendapatkan kabar buruk yang menyatakan bahwa ibukota negara ini memiliki predikat pertama untuk negara dengan tingkat polusi terburuk di dunia. Hal ini berdasarkan pantauan kualitas udara internasional AirVisual mencatat bahwa kualitas udara atau air quality index (AQI) sebesar 168 dengan parameter berupa polutan sangat kecil berdiameter kuang dari 2,5 mikrometer (PM 2.5).
Dengan data tersebut dinyatakan konsentrasi PM 2.5 di udara kawasan ibukota tersebut saat ini sebanyak 87,5 mikrogram per meter kubik. Padahal menurut badan kesehatan dunia (WHO) angka standarnya hanya 25 mikrogram per meter kubik dalam jangka waktu 24 jam. Yang secara otomatis dengan angka tersebut dapat dipastikan kita akan memiliki resiko tinggi terganggu kesehatan akibat udara buruk saat ini.
Fakta tersebut membuat mata kita terbuka sebagai masyarakat bukan hanya warga Jakarta namun seluruh penjuru Indonesia termasuk Kalimantan Selatan akan pentingnya menjaga kesehatan udara kita. Hal yang terjadi di ibukota tersebut bukanlah sebuah prestasi namun menjadi cambuk besar untuk kita semua.
Kalimantan Selatan yang dulunya terkenal sebagai salah satu paru-parunya Indonesia. Dengan hutannya yang lebat menghasilkan udara yang sehat, namun nampaknya hal ini juga mulai bergeser dengan maraknya hutan yang gundul terlebih temuan beberapa kasus mengenai illegal loging dan tumpukan sampah yang berlimpah yang menjadikan musibah banjir kerap kali menyinggahi provinsi ini kala musim hujan tiba.
Namun ada satu hal yang juga menjadi perhatian ialah beberapa tahun ini Kalimantan Selatan juga menjadi penyumbang terbanyak dan rutin untuk ekspor akan asap dari akibat kebakaran hutan dan lahan kepada negara tetangga dikala musim kemarau. Ini menjadi hal yang memalukan untuk negara kita. Hal terpenting dari kasus ini ialah keberlangsungan hidup kedepannya, kesehatan udara kita akan terganggu.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan akibat dari karhutla ini, seperti kabut asap yang mengandung udara tidak sehat untuk tubuh. Karena itu akan berdampak pada kesehatan pernapasan, pandangan mata, kesehatan paru-paru dan lainnya. Kita harus gerak cepat untuk menghindari hal tersebut dengan berbagai cara seperti menanam tumbuhan di sekitar rumah, memilih waktu yang tepat untuk melakukan olahraga, mengurangi intensitas olahraga dilingkungan dengan kadar polusi yang tinggi, menghindari berolahraga di jalanan utama dengan kepadatan kendaraan yang tinggi, serta menggunakan masker dikala berada diluar ruangan.
Hal yang perlu kita ingat adalah jangan memancing terjadinya kebakaran hutan dan lahan tersebut, apalagi melakukan pembakaran secara sengaja. Mulailah melakukan hidup sehat serta peduli dengan lingkungan. Sebab lingkunan saat ini, nantinya akan kita wariskan untuk generasi selanjutnya.
Oleh : Aisyah Irya
IG : @aisyahirya