Asa “Laskar Pelangi” Di Dusun Ringkit Piani

Duta TV Tapin, Berada dibawah garis kemisikinan ternyata tidak menyurutkan tekad sepuluh orang anak asal pegunungan meratus di kabupaten tapin untuk bersekolah. Perjuangan mereka untuk mendapatkan hak pendidikan dan berkualitas jauh dari harapan, lantaran harus bersekolah dengan keterbatasan. Tak banyak asa dan harapan yang diminta para siswa dan tenaga pendidik di sekolah sd filial dusun mungguringkit Desa Harakit tersebut. Mereka hanya ingin perhatian pemerintah untuk memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan.

Ruangan yang menjadi satu-satunya wadah beberapa orang anak untuk mendapatkan hak pendidikan tersebut jauh dari kata layak.

Kendati hanya beralaskan tanah gunung, semangat 12 orang siswa sekolah dasar filial untuk bisa baca dan tulis terlihat sangat tinggi.

Meski hanya mendapatkan bimbingan seorang tenaga pendidik honor dari abupaten setempat, mereka sangat menghormati dan patuh dengan apa yang diajarkan. Fasilitas pendidikan merekapun sangat jauh dari kata layak dibanding siswa umumnya.

Suasana belajar di kelas yang sangat sederhana

Kondisi alam menjadi salah satu jadwal sekolah mereka, karena jika hujan turun sejak awal jam belajar, siswa yang orang tuanya mayoritas petani di pegunungan Meratus  hanya akan tersisa beberapa siswa saja yang masuk untuk belajar.

Adilla, salah seorang siswa SD Filial hanya ingin agar impian mereka terkabul selama bersekolah di sana.

“Semoga sekolah terbangun dan murisnya bertambah. Semoga impian tercapai, apa saja yang kami inginkan dikabulkan Tuhan. Kami ingin sekolah lebih bagus dan lebih cerdas, jangan jadi nakal,”ujar Adilla.

Adilla, siswi SD Filial Dusun Munggu Ringkit Desa Harakit

Perjuanganpun tak kalah keras dilakukan sang guru Lihudin, yang setiap harinya harus bolak balik sejauh 13 kilometer dari sekolah induknya untuk memberikan sedikit ilmu bagi laskar pelangi yang berada dilereng pegunungan Meratus Kabupaten Tapin.

“Saya gunur honr dari Tapin sudah dari tahun 2005. Harapan kami sebagai guru honor kami ngajar dengan tulus. Berharap kemajuan bertumbuh walaupun sekolah terlihat begitu sederhana,”kata Lihudin.

 Tak banyak asa dan harapan yang diminta para siswa dan tenaga pendidik di sini yang tak lain adalah perhatian pemerintah sebagai perwujudan negara yang bertanggung jawab bagi pendidikan warganya sesuai amanat UU dan Pancasila.

 Tim Liputan