6 Bulan Menjabat, Irjen Nico Afinta Torehkan Sejumlah Prestasi Hingga Mendapat Promsi Jabatan

Banjarmasin, DUTA TV — Pucuk pimpinan Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Selatan resmi berganti. Kepala Polda Kalsel yang sebelumnya dijabat Irjen Nico Afinta digantikan oleh Irjen Rikwanto yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Maluku Utara.

Pergantian tersebut tertuang dalam Telegram Kapolri Nomor: ST/3222/11.KEP.2020 tanggal 16 November 2020.

Sesuai isi telegram, Irjen Nico Afinta yang menjabat Kapolda Kalsel selama 6 bulan, akan bertugas di Polda Jawa Timur. Ia menggantikan Irjen M Fadil Imran yang kini menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Nana Sudjana.

Bertugas sejak Mei 2020 lalu, Irjen Nico Afinta lulusan Akademi Kepolisian tahun 1992 telah berhasil memberantas berbagai kasus besar di Kalsel, diantaranya beberapa kali berhasil mengungkap jaringan narkoba dengan jumlah besar yang melibatkan jaringan internasional, serta berjuang keras dalam memerangi pandemi virus korona di Kalsel.

Saat memberikan sambutan perpisahan kepada personel Polda Kalsel, ia menekankan Tugas Wewenang dan Tanggung Jawab atau disingkat TWT, Jumat (20/11).

“Selama kita menjadi anggota Polri, dimana pun kita bertugas yang paling diingat apa tugas saya, kewenangan apa yang diberikan, tugas apa yang harus dicapai dan kepada siapa saya harus bertanggung jawab,” katanya.

Meski terbilang singkat yaitu hanya 6 bulan 19 hari menjabat Kapolda Kalsel, namun dirinya menyatakan hal itu sudah menjadi konsekuensi sebagai anggota Polri yang siap di tempatkan dimana saja dan kapan saja.

Dia mengaku bersyukur dan bangga dapat menjadi bagian dari Polda Kalsel. Apalagi TWT telah menjadi bagian dari hidup anggota Polri di Bumi Lambung Mangkurat.

Dari jejak rekam saat ia mengemban tugas, Prestasi Nico luar biasa karema sejumlah catatan manis diraihnya, Salah satunya
pengungkapan 300 kilogram sabu-sabu pada 6 Agustus 2020 lalu.

Ungkap 300 Kg Sabu Jaringan Internasional, Polda Kalsel Amankan 4 Orang Tersangka

Sebelumnya Nico bersama jajarannya Dit resnarkoba Polda Kalsel juga berhasil mengungkap narkoba 208 kilogram sabu-sabu dan 53.969 butir ekstasi asal Malaysia pada 13 Maret 2020 sebelum dia masuk.

Nico juga membentuk tim khusus yang dikomando AKBP Budi Hermanto atau yang akrab disapa Buher, yang kala itu sebagai Wakil Direktur Reserse Narkoba Polda Kalsel dan dibantu Satuan Tugas Khusus Merah Putih Bareskrim Polri dan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya.

Nico menyampaikan rencana pengungkapan besar tersebut kepada Kapolri Jenderal Idham Azis dan Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo. Alhasil, tim gabungan dibentuk menelusuri jaringan peredaran narkotika antar negara yang menjadikan Kalimantan Selatan sebagai pasarnya.

Aksi menggagalkan penyelundupan narkotika dalam jumlah fantastis inipun mencatatkan rekor terbesar di luar Polda di Pulau Jawa hingga mendapatkan penghargaan dari Gubernur Kalimantan Selatan dan Ketua DPRD Kalsel.

Keberhasilan Nico ini melanjutkan catatan manisnya pernah sukses mengungkap masuknya satu ton narkotika jenis sabu-sabu yang diselundupkan dari Guangzhou, Cina ke Indonesia melalui Dermaga eks Hotel Mandalika, Anyer, Serang, Banten ketika menjabat Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya tahun 2017.

Kemudian sewaktu menjadi Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya tahun 2018, Nico memimpin pengungkapan kasus pencurian dana nasabah bank atau skimming hingga keberhasilan ini mendapat penghargaan Law Enforcement Award dari Visa Risk Security Summit 2018 di Singapura.

Selain penegakan hukum, alumni Akpol 1992 ini juga mendorong upaya pencegahan digencarkan agar masyarakat semakin sadar dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya dalam ancaman bahaya peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

Nico menginisiasi gelaran webinar edukasi bahaya narkoba pertama di Indonesia selama pandemi COVID-19 pada 7 Oktober 2020 lalu hingga meraih penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia – Dunia (Leprid).

Sosok Nico juga terbukti berhasil dalam menghadapi situasi genting seperti aksi  unjuk rasa mahasiswa terkait Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker) di Banjarmasin pada 15 Oktober 2020 yang berlangsung hingga larut malam melebihi batas waktu menyampaikan pendapat di muka umum.

Massa yang tak mau membubarkan diri dihadapi Nico dengan tenang. Bukan pembubaran paksa ala kekerasan, namun menemui mahasiswa dan mengajak diskusi yang dilakukannya sembari duduk di tengah jalan.

Bahkan dia meminta mundur aparat agar menjauhi massa mahasiswa hingga pada akhirnya mahasiswa membubarkan diri secara tertib jelang tengah malam itu tanpa aksi refresif sedikit pun.

Di awal kedatangannya, Nico membawa tiga program utama yang jadi fokusnya yaitu penanganan COVID-19, penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta pengamanan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2020.

Dalam penanganan COVID-19, ada lima program strategis yang digelorakannya yaitu penambahan kapasitas tes polymerase chain reaction (PCR), kapasitas rumah sakit dan tempat isolasi, pembentukan Kampung Tangguh Banua, operasi penegakan disiplin serta efisiensi anggaran.

Polda Kalsel melalui Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Imam Santoso Banjarmasin mampu menguji sampel tes PCR untuk COVID-19 sebanyak 150 orang perhari menunjang percepatan penanganan COVID-19 di Kalimantan Selatan.

Nico juga menyiapkan SPN Polda Kalsel di Banjarbaru dan Mako Direktorat Polisi Perairan dan Udara yang baru di Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar siap dijadikan tempat karantina bagi pasien COVID-19 jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Operasi yustisi penegakan protokol kesehatan dengan sasaran kegiatan, tempat dan orang juga terus dilakukan Polda Kalsel dengan Tim Pedas-nya bersama petugas gabungan TNI-Polri dan Satpol PP.

Lebih dari 200 Kampung Tangguh Banua yang berdiri di Kalsel sebagai upaya menggelorakan kepatuhan protokol kesehatan di lingkup terkecil dan mewujudkan desa mandiri tahan terhadap dampak ekonomi dari pandemi.

Dalam penanggulangan karhutla, Nico membentuk Satgas Karhutla Polda Kalsel berkekuatan 170 personel Polda Kalsel dan 663 personel Polres jajaran.

Polda Kalsel juga punya aplikasi Bekantan (Berantas kebakaran hutan dan lahan) yang menjadi sarana masyarakat ikut berperan aktif dalam upaya mencegah dan menanggulangi karhutla.

Dalam pengamanan Pilkada yang berlangsung di dua kota dan lima kabupaten serta pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalsel tahun ini, Nico melakukan pendekatan ke semua tokoh masyarakat dan agama, termasuk tokoh politik untuk membangun rasa kebersamaan menjaga kondusifitas wilayah aman dan damai.

“Pilihan politik boleh berbeda itu hal wajar dalam demokrasi. Namun persaudaraan tetap hal utama. Jadi, sambutlah pilkada ini dengan hati riang gembira tanpa rasa benci dan permusuhan. Siapa pun yang terpilih mari kita dukung sebagai pemimpin daerah pilihan mayoritas rakyat,” kata jenderal bintang dua itu berpesan.

Nico memohon doa restu kepada seluruh personel Polda Kalsel dan masyarakat Banua Kalimantan Selatan agar pelaksanaan tugas berikutnya dapat berjalan lancar dan senantiasa dapat memberikan yang terbaik bagi institusi Polri.

Tim liputan